Sabtu, 25 Oktober 2014

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
TIPE-TIPE TELUR

Description: C:\Aditya_FMB 28+++\Images+++\Lambang+++\Logo_UNSRIB.jpg
 










OLEH :


                                    NAMA                       :  AHMAD BASTIAN TOPANDI
                                    NIM                            :  08041381320031
                                    KELOMPOK            :  VI (ENAM)
                                    ASISTEN                   :  ADITYA YULISTIO
                            


LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA

2014
ABSTRAK

Praktikum yang berjudul Tipe-tipe Telur kali ini dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 29 September 2014, pukul 01.30-16.00 WIB, bertempat di Laboratorium FisiologiHewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya. Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui tipe-tipe telur pada vertebrata dan membandingkannya antara beberapa spesies dengan tipe telur yang berbeda. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, kaca pembesar, dan pisau (cutter). Sedangkan bahan yang digunakan yaitu telur ayam matang, telur ayam mentah, dan telur katak. Adapun hasil yang akan didapatkan adalah berupa gambaran tipe-tipe telur yang berbeda dari beberapa spesies. Dari praktikum yang dilaksanakan dapat diambil suatu kesimpulan berupa adapanya perbedaan antara tipe telur beberapa spesies vertebrata yang satu dengan yang lain.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum, berasal dari oogonia yang diploid menjadi ovum yang haploid. Pada hewan mamalia, bakal ovum berada di dalam perlindungan sel-sel folikel, bakal ovum dengan sel-sel folikel tersebut dinamakan folikel telur atau folikel ovaria. Berarti perkembangan folikel ovaria terjadi secara simultan dengan oogenesis, dan perkembangan folikel telur berkaitan dengan produksi hormon seks arau fungsi endokrin ovaria (Slamet, 2000).
Organ utama dari sistem reproduksi betina adalah ovarium, tuba fallopii, uterus,dan vagina. Reproduksi dimulai dengan perkembangan ovum di dalam ovarium, kemudian ovum keluar kerongga abdomen di tiap pertengahan siklus. Ovum masuk ke uterus melalui tuba fallopii. Ovarium adalah pabrik penghasil sel kelamin betina (sel telur atau ovum) dan hormon kelamin betina yaitu estrogen dan progesteron yang dihasilkan betina ketika sedang bunting (Sukra, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semakin berat bobot telur maka akan mengasilkan DOQ berjenis kelamin jantan begitu pula sebaliknya dan semaki tinggi bobot telur maka akan menghasilkan DOQ dengan bobot tetas yang tinggi begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk penetasan telur puyuh petelur untuk menggunakan telur dengan bobot ringan. Karena telur puyuh dengan bobot ringan berpeluang lebih besar untuk menghasilkan DOQ betina (Muhammad Mahi, Achmanu, and Muharlien, 2012).
Oogenesis bervariasi sesuai dengan cara reproduksi suatu spesies hewan. Hewan yang melakukan fertilisasi diluar tubuh, jumlah telur yang dilepaskan berkisar antara ratusan sampai ratusan ribu telur. Sebaliknya hewan yang melakukan fertilisasi internal, produksi telur lebih sedikit, umunya hanya satu sampai beberapa dan jarang samapi 15 telur dalam setiap masa bertelur. Variasi telur dalam hal ukuran, berkaitan dengan perkembangan calon individu baru, setelah telur difertilisasi, akan terjadi di dalam atau di luar tubuh induknya (Slamet, 2000).
Telur isolesital atau homolesital atau oligolesital adalah tipe telur yang jumlah yolknya relatif sedikit dan tersebar merata di dalam ooplasma, atau bahakan ada yang hampir tanpa yolk. Contoh telur Echinodermata, Amphioxus, Mamalia. Telur telolesital yaitu tipe telur yang jumlah yolknya agak banyak (lebih banyak daripada isolesital) dan penyebarannya tidak merata, yolk terkumpul di wilayah kutub vegetal sehingga di wilayah kutub anima menandung lebih banyak ooplasma. Contoh telur Amfibia  (Slamet, 2000).
Berbeda dengan spermatogonia yang ada pada dinding saluran tubulus seminiferus, bakal sel kelamin betina atau oogonium yangmerupakan sel-sel parenkim ovarium tersebar diantara jaringan pengikat (stroma). Proses terjadinya sel telur juga dalam dua tahap, tahap pertama adalah proliferasi oogonium menjadi sejumlah oogonia yang terjadi pralahir, dan tahap berikutnya baru terjadi pada waktu makhluk menginjak usia akil balig atau dewasa kelamin  (Sukra, 2000).
Telur megalesital adalah tipe telur yang mempunyai jumlah yolk yang sangat banyak sehingga inti dengan sedikit ooplasma terdesak ke kutub anima. Telur tipe ini berukuran besar karena kendungan yolknya. Contoh telur pisces, reptil, dan aves. Telur sentrolesital adalah tipe telur dengan yolknya terkonsentrasi di tengah dan ooplasma tampak sebagi selaput tipis diwilayah permukaan dengan pulau-pulau sitoplasma. Contoh telur arthropoda.( Muhammad Mahi, Achmanu, and Muharlien, 2012).
Yolk merupakan cadangan makanan untuk perkembagan embrio spesies hewan tertentu. Kandungan yolk adalah protein, lipida, fosfolipida; dengan komposisi yang sangat bervariasi. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting saat fertilisasi, disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Pada vertebrata yolk dihasilkan di dalam sel-sel hati dan diangkut dalam bentuk terlarut oleh darah ke ovarium. Di ovarium yolk ditransfer oleh sel-sel folikel ke dalam oosit untuk selanjutnya diproses oleh mitokondria menjadi butir-butir yolk (Slamet, 2000).

1.2.  Tujuan praktikum
Tujuan praktikum ini dilakukan adalah untuk mengetahui tipe-tipe telur pada vertebrata dan membandingkannya antara beberapa spesies dengan tipe telur yang berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bahasa dunia industri, testis dan ovarium di ibaratkan sebagai pabrik. Testis adalah pabrik penghasil dua macam produk, yaitu sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan (testosteron). Ovarium adalah pabrik penghasil sel kelamin betina (sel telur atau ovum) dan hormon kelamin betina yaitu estrogen dan progesteron yang dihasilkan ovarium pada waktu betina sedang bunting. Asal usul tentang bakal sel kelamin erat kaitannya dengan pembentukan testis  dan ovarium. Bakal testis dan ovarium disebut dengan gonad (Sukra, 2000).
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam menetaskan telur dengan mesin tetas adalah bobot telur tetas, karena bobot telur tidak hanya berpengaruh terhadap daya tetas saja tetapi juga sangat berpengaruh terhadap bobot tetas. Bobot telur tetas yang baik untuk burung puyuh berkisar antara 9-10 gram. Butcher, Gary and Richard (2004) menyatakan bahwa selain mempengaruhi daya tetas, bobot telur juga mempengaruhi bobot tetas, dimana bobot telur tetas tinggi akan menghasilkan bobot tetas yang tinggi dan sebaliknya (betina) (Muhammad Mahi, Achmanu, and Muharlien, 2012).
Oosit sebagai suatu sel mempunyai membran plasma, ooplasma, dan inti. Oosit melakukan sintesis berbagai senyawa dan disimpan di dalam ooplasmanya, sehingga terbentuk suatu pola organisasi di dalam sel telur; disebut polaritas telur. Dalam                     hal polaritas telur dikenal kutub anima dan kutub vegetal (kutub vegetatif). Inti sel telur dekat ke kutub anima (wilayah atas), sementara yolk sebagai bahan cadangan nutrisi untuk perkembangan embrio ditimbun di kutub vegetal (wilayah bawah). Ada telur yang yolknya menyebar merata, maka ada ciri yang khas yaitu ketika oosit menyelesaikan meiosis, inti terletak di kutub anima dan badan polar secara terpisah dilepaskan dekat wilayah kutub anima (Slamet, 2000).
Proses produksi ovum dalam ovarium disebut dengan ovogenesis. Proses ini meliputi perubahan dari oogonia menjadi ovum. Pada ovogenesis tidak ada perubahan bentuk seperti yang terjadi pada spermatogenesis. Ovogenesis memasuki tahap tumbuh baru ketika makhluk mencapai atau menjelang usia dewasa kelamin. Tahap tumbuh ini ditandai dengan isi sitoplasma oogonium bertambah banyak oleh kuning telur (deuplasma), berkembangnya membran sel (zona pelusida), dan proliferasi sel-sel folikel (Sukra, 2000).
Yolk merupakan cadangan makanan untuk perkembagan embrio spesies hewan tertentu. Kandungan yolk adalah protein, lipida, fosfolipida; dengan komposisi yang          sangat bervariasi. Pada vertebrata yolk dihasilkan di dalam sel-sel hati dan diangkut dalam bentuk terlarut oleh darah ke ovarium. Di ovarium yolk ditransfer oleh sel-sel folikel        ke dalam oosit untuk selanjutnya diproses oleh mitokondria menjadi butir-butir yolk. Berdasarkan jumlah dan cara penyebaran yolk, telur dibedakan atas beberapa tipe telur                      (Slamet, 2000).
Kandang merupakan tempat untuk berlindung, beristirahat dan juga merupakan tempat untuk bertelur bagi itik. Keadaan lingkungan luar sangat penting pengaruhnya terhadap proses produksi telur, sehingga diperlukan pengaturan lingkungan yang mendukung kehidupan itik secara optimal. Lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembentukan telur diantaranya adalah lingkungan kandang. Faktor yang perlu diperhatikan adalah kelembaban, suhu, curah hujan, kecepatan angin, dan cahaya matahari.Keadaan lingkungan yang tidak mendukung dapat mengganggu proses pembentukan kulittelur dan pembentukan kuning telur, sehingga dapat menurunkan produksi telur, selain itu dapat mengganggu kesehatan itik (Rasyaf, 1991).
Lapisan korteks adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi dalam membran telur. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting saat fertilisasi, disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Ukuran diameter granula korteks bervariasi. Contoh miliki Echinodermata 0,8mm; milik Amphibia 2 mm. pada lapisan korteks Amphibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak kehitaman (Slamet, 2000).
Suhu dan kelembaban merupaka faktor lingkungan yang penting di daratan dan demikian eratnya berhubungan, hal ini biasanya diakui sebagai bagian penting dari iklim, sehingga harus ditinjau bersama sebelum meninjau faktor-faktornya. Itik membutuhkan sejumlah perangkat hidup yang harus dipenuhi oleh peternak, karena dari sinilah dasar pembangunan kandang sistem modern. Itik akan mencari kebutuhannya sendiri apabila peternak tidak memenuhinya dan akibatnya produksinya rendah. Itik petelur mempunyai sifat mudah terkejut, pembangunan kandang yang tidak memenuhi persyaratan adalah faktor utamanyang lain (Okvita Sari, Bambang Priyono, Nur Rahayu Utami, 2012).
Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah kuning telurnya (yolk), tersebarnya kuning telur yang ada di dalam sitoplasma. Menurut jumlah kuning telurnya, telur dibedakan atas tiga jenis, yaitu : Sel telur oligolesital, yaitu sel telur yang jumlah kuning telurnya sedikit, contohnya sel telur pada mamalia. Sel  telur mesolesital, yaitu sel telur yang jumlah kuning telurnya sedang, contohnya sel telur pada amfibia. Sel telur polilesital, yaitu sel telur yang jumlah kuning telurnya banyak, contohnya sel telur pada unggas (Sukra, 2000).
Oosit membentuk beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pelindung dan sebagai pengenal sperma sesama spesiesnya. Ada telur yang menghasilkan selaput khusus di antara permukaan membran selnya dengan membran sel-sel folikel. Pada telur Molusca, serangga, Amphibia, Aves disebut membran vitelin; pada telur pisces disebut korion, pada telur Mamalia disebut zona pelusida. Ada pula selaput tambahan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar pada dinding saluran telur, seperti selaput lendir pada telur Amphibia, putih telur dan cangkang telur pada telur Reptil dan Aves (Slamet, 2000).
Korona radiata berasal dari sel-sel folikel de Graff. Dari sel-sel korona radiata ada penjuluran-penjuluran protoplasma kedalam zona pelusida, begitu pula dari permukaan sel telur. Penjuluran ini disebut mikrovili. Kedua ujung penjuluran-penjuluran saling berhubungan. Perlu diingat bahwa sel telur manusia yang diovulasikan dari ovarium berikut dengan selaput sel telur sehingga Telur sendiri terdiri atas sejumlah besar kuning telur dan sedikit sitoplasma (Sukra, 2000).
Telur yang dihasilkan oleh berbagai hewan walaupun sudah berhasil dibuahi, tetapi peluang untuk berkembang atau pada perkembangan awal masih memerlukan perlindungan, penyesuaian dan makanan. Telur yang bercangkang seperti pada ayam merupakan suatu adaptasi. Telur sendiri terdiri atas sejumlah besar kuning telur dan sedikit sitoplasma. Setelah fertilisasi dan masih dalam oviduk, telur dilapisi oleh lapisan-lapisan albumen encer yang tebal (putih telur) dan cangkang dari kalsium karbonat sehingga tidak dapat di ciptakan manusia kecuali di dalam induk hewan yang memeiliki telur tersebut    (Setiawan, 2002).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 12 April 2013, pada pukul 08.00-10.00 WIB sampai dengan selesai, bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Inderalaya.

3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, kaca pembesar, dan pisau (cutter). Sedangkan bahan yang digunakan yaitu telur ayam matang, telur ayam mentah, dan telur katak.

3.3. Cara Kerja
Diletakkan di dalam cawan petri Telur bertipe telolesital yang diwakili oleh telur katak, lalu diamati dibawah kaca pembesar, dan digambar dan diberi keterangan selengkapnya. Tipe telur telolesital berat diwakili oleh telur ayam. Cangkang telur ayam yang mentah dipecahkan  dan isinya dimasukkan kedalam cawan petri, lalu diamati bagian-bagiannya dan digambar serta diberi keterangan. Sedangkan telur ayam yang matang dibelah dua dan diamati bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Dari praktikum yang telah dilaksanakan, maka diperoleh hasil berupa gambar sebagai berikut :
A.    Telur ayammentah (Gallus gallus)
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Gruiformes
Famili              : Galliformis
Genus              : Gallus
Spesies            : Gallus gallus
Nama Umum   : Ayam


Keterangan :
1.       Kuningtelur
2.       Albumin
3.       Embrionik
4.       khalaza







B.     Telur ayammasak (Gallus gallus)
Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Aves
Ordo                : Gruiformes
Famili              : Galliformis
Genus              : Gallus
Spesies            : Gallus gallus
Nama Umum   : Ayam


Keterangan :
1.      Yolk
2.      khalaza
3.      Albumin
4.      Kutub vegetal
5.      Kutub animal
6.      Ronggaudara











C.     Telur katak (Rana cancrivora)
Klasifikasi :
Kingdom  : Animalia
Filum        : Chordata
Kelas         : Amphibia
Ordo         : Anura
Famili        : Raniidae
Genus       : Rana
Spesies      : Rana cancrivora
Nama Umum : Katak


Keterangan :
1.      Shell
2.      Selaput lender
3.      Selbenih














4.2.   Pembahasan
Pada prinsipnya semua telur unggas mempunyai struktur yang sama. Telur terdiri dari enam bagian penting yaitu cangkang telur (shell), selaput cangkap telur (shell membran), putih telur (albumin), kuning telur (yolk), tali kuning  telur (kalaza) dan sel benih (germinal disk). Telur terdiri dari beberapa bagian, setiap bagian dari telur memiliki fungsinya masing-masing. Hal ini sesuai dengan Ratiyono (1998)menyatakan bahwa,  pada bagian terluar dari telur adalah cangkang. Cangkang ini mempunyai banyak pori-pori yang berfungsi sebagai jalan udara dari dalam telur dan sebaliknya. Di sebelah dalam cangkang terdapat dua selaput tipis atau membran. Di bagian ujung telur yang tumpul antara selaput luar dan dalam tidak menempel sehingga membentuk rongga udara.
Membran ini diliputi pembuluh darah yang memungkinkan terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida.MenurutSukra (2000)menyatakanbahwa,  di sebelah dalam membran terdapat lendir kental berwarna putih bening, bagian inilah yang disebut putih telur atau albumen. Albumin mempunyai mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai cadangan makanan dan melikndungi zigot atau embrio dari goncangan. Di bagian tengah terdapat kuning telur. Kuning banyak mengandung protein dan lemak. Bakal endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah ke daerah rongga blastocoel. Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal jadi anterior emrio lapisan epiblast. Bakal ectoderm yang berupa sabit terletak di posterior lapisan epiblast.
Adapun perbedaan telur ayam dan telur katak yaitu telur ayam termasuk tipe telur telolecithal berat, mempunyai cangkang, dan bagian-bagian khusus sedangkan telur katak termasuk tipe telur telolecithal ringan dan tidak mempunyai cangkang. Menurut Sukra ( 2000) menyatakanbahwa,  telur ayam merupakan tipe telur telolecithal beart, mempunyai cangkang dan bagian-bagian khusus. Telur katak merupakan tipe telur telolecithal ringan, tidak mempunyai cangkang tetapi mempunyai selaput lendir dan pada kutub animanya berpigmen, pada bagian hitam dari telur katak adalah sel telur dan bagian putih adalah lendir. Perbedaan germinal disk atau sel benih pada telur ayam petelur dengan telur ayam kampung adalah telur ayam petelur warna germinal disknya kuning pucat, sedangkan telur ayam kampung germinal dsik atau sel benihnya kuning terang.
Sel telur mempunyai dua kutub, yaitu kutub animal dan kutub vegetal. Pada kodok atau katak, kedua kutub ini dapat dibedakan, karena kutub animal berpigmen dan pada kutub vagetal ada kuning telur (yolk). Pada sel telur mamalia, tempat benda kutub dilepaskan merupakan kutub animal. Pada sel telur ayam yang sedang berkembang didalam ovarium, kutub animal adalah ditempat oosit bertaut dengan jaringan ovariumMenurut Sukra ( 2000) menyatakanbahwa, Kedua kutub tersebut mempunyai hubungan definitif dengan susunan tubuh embrio dikemudian hari. Pada amfioxus, kutub animal menjadi bagian ventro-anterior embrio, sedangkan pada kodok atau katak menjadi bagian anterior embrio. Pada ikan, reptilia, dan burung, bagian sel telur yang berisi kuning telur (yolk) menjadi bagian ventral tubuh embrio. Keadaan tersebut memberi gambaran bahwa sel telur mempunyai polaritas. Poleritas sel telur tidak terbatas pada adanya kedua kutub, tetapi dari stratifikasi bahan-bahan yang ada didalam sitoplasma.
Tipe-tipe telur yaitu isolecithal, telolecithal, telolecithal ringan, telolecithal berat, centrolecithal, oligolecithal, polilecithal, megaslecithal. Menurut Sukra (2000)menayatakanbahwa,  bahwa telur diklasifikasikan dengan tinjauan vitellus atas dasar ada atau tidaknya lecith menjadi lecithal (mempunyai lecith) dan alecithal (tidak mempunyai lecith). Berdasarkan atas pernyebaran lecithal dapat dibedakan : isolecithal adalah telur yang penyebaran lecithnya sama rata, misalnya pada mammalia tinggi. Telolecithal adalah telur yang mengandung lecith pada salah ujung telur. Tipe ini ada variasinya. Lecith berubah tempat apabila terjadi fertilisasi. Telolecithal ringan adalah telur yang mengandung lecith tidak begitu jauh berbeda diantara ujung yang satu dengan ujung yang lain, misalnya telur katak
Ayam menghasilkan anak dengan cara bertelur. Telur ayam perlu perlu dierami kira-kira 21 hari agar dapat menetas. Setelah pertumbuhan bakal anak dalam telur sempurna, telur menetas menjadi anaka ayam. Anak ayam ini tampak lucu dengan bulu-bulu halus. Semakin lama, anak ayam tumbuh semakin besar. Bulu-bulu halus berubah menjadi bulu-bulu seperti induknya.MenurutSudarnita (2014) menyataknbahwa, Bulu ayam dewasa lebih besar dan memiliki semacam poros di tengahnya. Akhirnya, semua bulu halus berganti menjadi bulu seperti induknya. Ayam betina menjadi indik betina. Ayam jantan menjadi ayam jago dewasaSetelah dewasa, ayam berkembangbiak dan menghasilkan telur.
BAB V
KESIMPULAN
           
            Dari praktikum yang telah kita laksanakan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1.      Sel telur katak merupakan tipe sel telur telolesital ringan, sedangkan sel telur ayam merupakan tipe sel telur telolesital berat.
2.   Sel telur katak mempunyai yolk yang berwarna hitam, sedangkan sel telur ayam mempunyai yolk yang berwarna kuning.
3.      Albumin pada sel telur berfungsi untuk menyimpan makanan dan air di dalam telur.
4.      Yolk (kuning telur) berfungsi untuk penyedia cadangan makanan bagi calon embrio. 
5.   Sel telur katak mempunyai yolk yang berwarna hitam, sedangkan sel telur ayam mempunyai yolk yang berwarna kuning.



DAFTAR PUSTAKA

Irfanuddin, M, Dr.. 2004, Fisiologi Sistem Reproduksi, FK UNSRI: Inderalaya.

Ratiyono. 2000. Biologi. Yudistira: Jakarta.

Santoso, M. L. Adeng, S. Riyanto, 2000, Perkembangan Hewan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNSRI: Inderalaya.

Setiawan, A. 2002, Buku Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II, FMIPA UNSRI: Inderalaya.

Sukra, Yuhara, 2000, Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio : Benih Masa Depan, DIRJEN. Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS: Jakarta.



  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar