LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
“ TIPE-TIPE
TELUR”
![]() |
OLEH :
NAMA : AHMAD BASTIAN TOPANDI
NIM : 08041381320031
KELOMPOK :
VI (ENAM)
ASISTEN : ADITYA YULISTIO
LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
ABSTRAK
Praktikum yang berjudul Tipe-tipe Telur kali ini dilaksanakan pada hari
selasa, tanggal 29 September 2014, pukul 01.30-16.00
WIB, bertempat di Laboratorium FisiologiHewan, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Sriwijaya. Adapun tujuan praktikum kali ini adalah untuk mengetahui
tipe-tipe telur pada vertebrata dan membandingkannya antara beberapa spesies
dengan tipe telur yang berbeda. Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
cawan petri, kaca pembesar, dan pisau (cutter). Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu telur ayam matang, telur ayam mentah, dan telur katak. Adapun hasil yang
akan didapatkan adalah berupa gambaran tipe-tipe telur yang berbeda dari
beberapa spesies. Dari praktikum yang dilaksanakan dapat diambil suatu
kesimpulan berupa adapanya perbedaan antara tipe telur beberapa spesies
vertebrata yang satu dengan yang lain.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Oogenesis adalah proses pembentukan ovum, berasal dari
oogonia yang diploid menjadi ovum yang haploid. Pada hewan mamalia, bakal ovum
berada di dalam perlindungan sel-sel folikel, bakal ovum dengan sel-sel folikel
tersebut dinamakan folikel telur atau folikel ovaria. Berarti perkembangan
folikel ovaria terjadi secara simultan dengan oogenesis, dan perkembangan
folikel telur berkaitan dengan produksi hormon seks arau fungsi endokrin ovaria
(Slamet, 2000).
Organ utama dari sistem reproduksi betina adalah ovarium,
tuba fallopii, uterus,dan vagina. Reproduksi dimulai
dengan perkembangan ovum di dalam ovarium, kemudian ovum keluar kerongga
abdomen di tiap pertengahan siklus. Ovum masuk ke uterus melalui tuba fallopii. Ovarium adalah pabrik
penghasil sel kelamin betina (sel telur atau ovum) dan hormon kelamin betina
yaitu estrogen dan progesteron yang dihasilkan betina ketika sedang bunting
(Sukra, 2000).
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa semakin berat bobot telur maka akan mengasilkan DOQ berjenis
kelamin jantan begitu pula sebaliknya dan semaki tinggi bobot telur maka akan
menghasilkan DOQ dengan bobot tetas yang tinggi begitu pula sebaliknya.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan untuk penetasan telur puyuh petelur untuk
menggunakan telur dengan bobot ringan. Karena telur puyuh dengan bobot ringan berpeluang
lebih besar untuk menghasilkan DOQ betina (Muhammad Mahi, Achmanu, and
Muharlien, 2012).
Oogenesis bervariasi sesuai dengan cara reproduksi suatu
spesies hewan. Hewan yang melakukan fertilisasi diluar tubuh, jumlah telur yang
dilepaskan berkisar antara ratusan sampai ratusan ribu telur. Sebaliknya hewan
yang melakukan fertilisasi internal, produksi telur lebih sedikit, umunya hanya
satu sampai beberapa dan jarang samapi 15 telur dalam setiap masa bertelur.
Variasi telur dalam hal ukuran, berkaitan dengan perkembangan calon individu
baru, setelah telur difertilisasi, akan terjadi di dalam atau di luar tubuh
induknya (Slamet, 2000).
Telur isolesital atau homolesital atau oligolesital adalah
tipe telur yang jumlah yolknya relatif sedikit dan tersebar merata di dalam
ooplasma, atau bahakan ada yang hampir tanpa yolk. Contoh telur Echinodermata,
Amphioxus, Mamalia. Telur telolesital yaitu tipe telur
yang jumlah yolknya agak banyak (lebih banyak daripada isolesital) dan
penyebarannya tidak merata, yolk terkumpul di wilayah kutub vegetal sehingga di
wilayah kutub anima menandung lebih banyak ooplasma. Contoh telur Amfibia
(Slamet, 2000).
Berbeda dengan spermatogonia yang ada pada dinding saluran
tubulus seminiferus, bakal sel kelamin betina atau oogonium yangmerupakan
sel-sel parenkim ovarium tersebar diantara jaringan pengikat (stroma).
Proses terjadinya sel telur juga dalam dua tahap, tahap pertama adalah
proliferasi oogonium menjadi sejumlah oogonia yang terjadi pralahir, dan tahap
berikutnya baru terjadi pada waktu makhluk menginjak usia akil balig atau
dewasa kelamin (Sukra, 2000).
Telur megalesital adalah tipe telur yang mempunyai
jumlah yolk yang sangat banyak sehingga inti dengan sedikit ooplasma terdesak
ke kutub anima. Telur tipe ini berukuran besar karena kendungan yolknya. Contoh
telur pisces, reptil, dan aves. Telur sentrolesital
adalah tipe telur dengan yolknya terkonsentrasi di tengah dan ooplasma tampak
sebagi selaput tipis diwilayah permukaan dengan pulau-pulau sitoplasma. Contoh
telur arthropoda.( Muhammad Mahi,
Achmanu, and Muharlien, 2012).
Yolk merupakan
cadangan makanan untuk perkembagan embrio spesies hewan tertentu. Kandungan
yolk adalah protein, lipida, fosfolipida; dengan komposisi yang sangat
bervariasi. Pada lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting
saat fertilisasi, disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi
oleh struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Pada vertebrata yolk
dihasilkan di dalam sel-sel hati dan diangkut dalam bentuk terlarut oleh darah
ke ovarium. Di ovarium yolk ditransfer oleh sel-sel folikel ke dalam oosit
untuk selanjutnya diproses oleh mitokondria menjadi butir-butir yolk (Slamet, 2000).
1.2.
Tujuan praktikum
Tujuan praktikum ini dilakukan adalah untuk mengetahui
tipe-tipe telur pada vertebrata dan membandingkannya antara beberapa spesies
dengan tipe telur yang berbeda.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bahasa dunia industri, testis dan ovarium di
ibaratkan sebagai pabrik. Testis adalah pabrik penghasil dua macam produk,
yaitu sel kelamin jantan (spermatozoa) dan hormon kelamin jantan
(testosteron). Ovarium adalah pabrik penghasil sel kelamin betina (sel telur
atau ovum) dan hormon kelamin betina yaitu estrogen dan progesteron yang
dihasilkan ovarium pada waktu betina sedang bunting. Asal usul tentang bakal
sel kelamin erat kaitannya dengan pembentukan testis dan ovarium. Bakal testis dan ovarium disebut
dengan gonad (Sukra, 2000).
Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam menetaskan telur dengan mesin tetas adalah bobot telur
tetas, karena bobot telur tidak hanya berpengaruh terhadap daya tetas saja
tetapi juga sangat berpengaruh terhadap bobot tetas. Bobot telur tetas yang
baik untuk burung puyuh berkisar antara 9-10 gram. Butcher, Gary and Richard
(2004) menyatakan bahwa selain mempengaruhi daya tetas, bobot telur juga
mempengaruhi bobot tetas, dimana bobot telur tetas tinggi akan menghasilkan
bobot tetas yang tinggi dan sebaliknya (betina) (Muhammad Mahi, Achmanu, and
Muharlien, 2012).
Oosit sebagai suatu
sel mempunyai membran plasma, ooplasma, dan inti. Oosit melakukan sintesis
berbagai senyawa dan disimpan di dalam ooplasmanya, sehingga terbentuk suatu
pola organisasi di dalam sel telur; disebut polaritas telur. Dalam hal polaritas telur
dikenal kutub anima dan kutub vegetal (kutub vegetatif). Inti sel telur dekat
ke kutub anima (wilayah atas), sementara yolk sebagai bahan cadangan nutrisi
untuk perkembangan embrio ditimbun di kutub vegetal (wilayah bawah). Ada
telur yang yolknya menyebar merata, maka ada ciri yang khas yaitu ketika oosit
menyelesaikan meiosis, inti terletak di kutub anima dan badan polar
secara terpisah dilepaskan dekat wilayah kutub anima (Slamet, 2000).
Proses produksi ovum dalam ovarium disebut dengan
ovogenesis. Proses ini meliputi perubahan dari oogonia menjadi ovum. Pada
ovogenesis tidak ada perubahan bentuk seperti yang terjadi pada spermatogenesis.
Ovogenesis memasuki tahap tumbuh baru ketika makhluk mencapai atau
menjelang usia dewasa kelamin. Tahap tumbuh ini ditandai dengan isi sitoplasma
oogonium bertambah banyak oleh kuning telur (deuplasma), berkembangnya
membran sel (zona pelusida), dan proliferasi sel-sel folikel (Sukra, 2000).
Yolk merupakan
cadangan makanan untuk perkembagan embrio spesies hewan tertentu. Kandungan
yolk adalah protein, lipida, fosfolipida; dengan komposisi yang sangat bervariasi. Pada vertebrata
yolk dihasilkan di dalam sel-sel hati dan diangkut dalam bentuk terlarut oleh
darah ke ovarium. Di ovarium yolk ditransfer oleh sel-sel folikel ke dalam oosit untuk selanjutnya
diproses oleh mitokondria menjadi butir-butir yolk. Berdasarkan jumlah dan cara
penyebaran yolk, telur dibedakan atas beberapa tipe telur (Slamet, 2000).
Kandang merupakan tempat untuk berlindung, beristirahat dan juga
merupakan tempat untuk bertelur bagi itik. Keadaan lingkungan luar sangat
penting pengaruhnya terhadap proses produksi telur, sehingga diperlukan
pengaturan lingkungan yang mendukung kehidupan itik secara optimal. Lingkungan
yang dapat mempengaruhi proses pembentukan telur diantaranya adalah lingkungan
kandang. Faktor yang perlu diperhatikan adalah kelembaban, suhu, curah hujan, kecepatan
angin, dan cahaya matahari.Keadaan lingkungan yang tidak mendukung dapat
mengganggu proses pembentukan kulittelur dan pembentukan kuning telur, sehingga
dapat menurunkan produksi telur, selain itu dapat mengganggu kesehatan itik
(Rasyaf, 1991).
Lapisan korteks
adalah lapisan plasma yang terletak di bagian sisi dalam membran telur. Pada
lapisan korteks terdapat struktur khusus yang berperan penting saat
fertilisasi, disebut granula korteks. Setiap granula korteks diselaputi oleh
struktur membran yang mengandung mukopolisakarida. Ukuran diameter
granula korteks bervariasi. Contoh miliki Echinodermata 0,8mm; milik Amphibia 2 mm. pada
lapisan korteks Amphibia juga terdapat granula pigmen maka telur tampak
kehitaman (Slamet, 2000).
Suhu dan kelembaban merupaka faktor lingkungan yang penting di daratan
dan demikian eratnya berhubungan, hal ini biasanya diakui sebagai bagian
penting dari iklim, sehingga harus ditinjau bersama sebelum meninjau
faktor-faktornya. Itik membutuhkan sejumlah perangkat hidup yang harus dipenuhi
oleh peternak, karena dari sinilah dasar pembangunan kandang sistem modern.
Itik akan mencari kebutuhannya sendiri apabila peternak tidak memenuhinya dan
akibatnya produksinya rendah. Itik petelur mempunyai sifat mudah terkejut,
pembangunan kandang yang tidak memenuhi persyaratan adalah faktor utamanyang
lain (Okvita Sari, Bambang Priyono, Nur Rahayu Utami, 2012).
Sel telur atau ovum dapat dibedakan menurut jumlah kuning
telurnya (yolk), tersebarnya kuning telur yang ada di dalam sitoplasma. Menurut
jumlah kuning telurnya, telur dibedakan atas tiga jenis, yaitu : Sel telur oligolesital,
yaitu sel telur yang jumlah kuning telurnya sedikit, contohnya sel telur pada
mamalia. Sel telur mesolesital, yaitu
sel telur yang jumlah kuning telurnya sedang, contohnya sel telur pada amfibia.
Sel telur polilesital, yaitu sel telur yang jumlah kuning telurnya banyak, contohnya
sel telur pada unggas (Sukra, 2000).
Oosit membentuk
beberapa macam selaput yang berfungsi sebagai pelindung dan sebagai pengenal sperma
sesama spesiesnya. Ada telur yang menghasilkan selaput khusus di antara
permukaan membran selnya dengan membran sel-sel folikel. Pada telur Molusca,
serangga, Amphibia, Aves disebut membran vitelin; pada telur pisces disebut
korion, pada telur Mamalia disebut zona pelusida. Ada pula selaput tambahan
yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar pada dinding saluran telur, seperti
selaput lendir pada telur Amphibia, putih telur dan cangkang telur pada telur
Reptil dan Aves (Slamet, 2000).
Korona radiata berasal dari sel-sel folikel de Graff.
Dari sel-sel korona radiata ada penjuluran-penjuluran protoplasma kedalam zona
pelusida, begitu pula dari permukaan sel telur. Penjuluran ini disebut
mikrovili. Kedua ujung penjuluran-penjuluran saling berhubungan. Perlu diingat
bahwa sel telur manusia yang diovulasikan dari ovarium berikut dengan selaput
sel telur sehingga Telur sendiri terdiri atas sejumlah besar kuning telur dan sedikit
sitoplasma (Sukra, 2000).
Telur yang dihasilkan oleh berbagai hewan walaupun sudah
berhasil dibuahi, tetapi peluang untuk berkembang atau pada perkembangan awal
masih memerlukan perlindungan, penyesuaian dan makanan. Telur yang bercangkang
seperti pada ayam merupakan suatu adaptasi. Telur sendiri terdiri atas sejumlah
besar kuning telur dan sedikit sitoplasma. Setelah fertilisasi dan masih dalam
oviduk, telur dilapisi oleh lapisan-lapisan albumen encer yang tebal (putih
telur) dan cangkang dari kalsium karbonat sehingga tidak dapat di ciptakan manusia kecuali di dalam induk hewan
yang memeiliki telur tersebut (Setiawan, 2002).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 12 April 2013, pada pukul 08.00-10.00
WIB sampai dengan selesai, bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya,
Inderalaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
cawan petri, kaca pembesar, dan pisau (cutter). Sedangkan bahan yang digunakan
yaitu telur ayam matang, telur ayam mentah, dan telur katak.
3.3. Cara Kerja
Diletakkan di dalam cawan petri Telur bertipe telolesital
yang diwakili oleh telur katak, lalu diamati dibawah kaca pembesar, dan
digambar dan diberi keterangan selengkapnya. Tipe telur telolesital
berat diwakili oleh telur ayam. Cangkang telur ayam yang mentah dipecahkan dan isinya dimasukkan kedalam cawan petri,
lalu diamati bagian-bagiannya dan digambar serta diberi keterangan. Sedangkan
telur ayam yang matang dibelah dua dan diamati bagian-bagiannya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dari praktikum yang telah
dilaksanakan, maka diperoleh hasil berupa gambar sebagai berikut :
A.
Telur ayammentah (Gallus gallus)
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Gruiformes
Famili : Galliformis
Genus : Gallus
Spesies : Gallus gallus
Nama
Umum : Ayam
Keterangan
:
1.
Kuningtelur
2.
Albumin
3.
Embrionik
4.
khalaza
B.
Telur ayammasak (Gallus gallus)
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Gruiformes
Famili : Galliformis
Genus : Gallus
Spesies : Gallus gallus
Nama
Umum : Ayam
Keterangan
:
1.
Yolk
2.
khalaza
3.
Albumin
4.
Kutub
vegetal
5.
Kutub
animal
6.
Ronggaudara
C.
Telur katak (Rana cancrivora)
Klasifikasi
:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Amphibia
Ordo : Anura
Famili : Raniidae
Genus : Rana
Spesies : Rana cancrivora
Nama
Umum : Katak
Keterangan
:
1.
Shell
2.
Selaput
lender
3.
Selbenih
4.2. Pembahasan
Pada prinsipnya semua telur unggas mempunyai struktur yang
sama. Telur terdiri dari enam bagian penting yaitu cangkang telur (shell),
selaput cangkap telur (shell membran), putih telur (albumin), kuning telur
(yolk), tali kuning telur (kalaza) dan
sel benih (germinal disk). Telur terdiri dari beberapa bagian, setiap bagian
dari telur memiliki fungsinya masing-masing. Hal ini sesuai dengan Ratiyono
(1998)menyatakan bahwa, pada bagian terluar dari telur
adalah cangkang. Cangkang ini mempunyai banyak pori-pori yang berfungsi sebagai
jalan udara dari dalam telur dan sebaliknya. Di sebelah dalam cangkang terdapat
dua selaput tipis atau membran. Di bagian ujung telur yang tumpul antara
selaput luar dan dalam tidak menempel sehingga membentuk rongga udara.
Membran ini diliputi pembuluh darah yang memungkinkan
terjadinya pertukaran oksigen dan karbondioksida.MenurutSukra (2000)menyatakanbahwa, di sebelah dalam membran
terdapat lendir kental berwarna putih bening, bagian inilah yang disebut putih
telur atau albumen. Albumin mempunyai mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai
cadangan makanan dan melikndungi zigot atau embrio dari goncangan. Di bagian
tengah terdapat kuning telur. Kuning banyak mengandung protein dan lemak. Bakal
endoderm berasal dari hypoblast yang sel-selnya tumbuh dan menyebar ke bawah ke
daerah rongga blastocoel. Bakal ectoderm epidermis mengisi daerah yang bakal
jadi anterior emrio lapisan epiblast. Bakal ectoderm yang berupa sabit terletak
di posterior lapisan epiblast.
Adapun perbedaan telur ayam dan telur katak yaitu telur
ayam termasuk tipe telur telolecithal berat, mempunyai cangkang, dan bagian-bagian khusus
sedangkan telur katak termasuk tipe telur telolecithal ringan dan tidak
mempunyai cangkang. Menurut Sukra ( 2000) menyatakanbahwa, telur ayam
merupakan tipe telur telolecithal beart, mempunyai cangkang dan bagian-bagian
khusus. Telur katak merupakan tipe telur telolecithal ringan, tidak mempunyai
cangkang tetapi mempunyai selaput lendir dan pada kutub animanya berpigmen,
pada bagian hitam dari telur katak adalah sel telur dan bagian putih adalah
lendir. Perbedaan germinal disk atau sel benih pada telur ayam petelur dengan
telur ayam kampung adalah telur ayam petelur warna germinal disknya kuning
pucat, sedangkan telur ayam kampung germinal dsik atau sel benihnya kuning
terang.
Sel telur mempunyai dua kutub, yaitu kutub animal dan kutub
vegetal. Pada kodok atau katak, kedua kutub ini dapat dibedakan, karena kutub
animal berpigmen dan pada kutub vagetal ada kuning telur (yolk). Pada sel telur
mamalia, tempat benda kutub dilepaskan merupakan kutub animal. Pada sel telur
ayam yang sedang berkembang didalam ovarium, kutub animal adalah ditempat oosit
bertaut dengan jaringan ovariumMenurut Sukra ( 2000) menyatakanbahwa, Kedua
kutub tersebut mempunyai hubungan definitif dengan susunan tubuh embrio
dikemudian hari. Pada amfioxus, kutub animal menjadi bagian ventro-anterior
embrio, sedangkan pada kodok atau katak menjadi bagian anterior embrio. Pada
ikan, reptilia, dan burung, bagian sel telur yang berisi kuning telur (yolk)
menjadi bagian ventral tubuh embrio. Keadaan tersebut memberi gambaran bahwa
sel telur mempunyai polaritas. Poleritas sel telur tidak terbatas pada adanya
kedua kutub, tetapi dari stratifikasi bahan-bahan yang ada didalam sitoplasma.
Tipe-tipe telur yaitu isolecithal, telolecithal,
telolecithal ringan, telolecithal berat, centrolecithal, oligolecithal,
polilecithal, megaslecithal. Menurut Sukra (2000)menayatakanbahwa, bahwa telur diklasifikasikan dengan tinjauan
vitellus atas dasar ada atau tidaknya lecith menjadi lecithal (mempunyai
lecith) dan alecithal (tidak mempunyai lecith). Berdasarkan atas pernyebaran
lecithal dapat dibedakan : isolecithal adalah telur yang penyebaran lecithnya
sama rata, misalnya pada mammalia tinggi. Telolecithal adalah telur yang
mengandung lecith pada salah ujung telur. Tipe ini ada variasinya. Lecith
berubah tempat apabila terjadi fertilisasi. Telolecithal ringan adalah telur
yang mengandung lecith tidak begitu jauh berbeda diantara ujung yang satu
dengan ujung yang lain, misalnya telur katak
Ayam menghasilkan anak dengan cara bertelur. Telur ayam
perlu perlu dierami kira-kira 21 hari agar dapat menetas. Setelah pertumbuhan
bakal anak dalam telur sempurna, telur menetas menjadi anaka ayam. Anak ayam
ini tampak lucu dengan bulu-bulu halus. Semakin lama, anak ayam tumbuh semakin besar.
Bulu-bulu halus berubah menjadi bulu-bulu seperti induknya.MenurutSudarnita (2014) menyataknbahwa, Bulu ayam dewasa lebih besar dan memiliki semacam poros di tengahnya.
Akhirnya, semua bulu halus berganti menjadi bulu seperti induknya. Ayam betina
menjadi indik betina. Ayam jantan menjadi ayam jago dewasaSetelah dewasa, ayam
berkembangbiak dan menghasilkan telur.
BAB V
KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kita
laksanakan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1.
Sel telur katak merupakan tipe sel
telur telolesital ringan, sedangkan sel telur ayam merupakan tipe sel telur
telolesital berat.
2.
Sel telur katak mempunyai yolk
yang berwarna hitam, sedangkan sel telur ayam mempunyai yolk yang berwarna
kuning.
3.
Albumin pada sel telur berfungsi
untuk menyimpan makanan dan air di dalam telur.
4.
Yolk (kuning telur) berfungsi
untuk penyedia cadangan makanan bagi calon embrio.
5.
Sel telur katak mempunyai yolk
yang berwarna hitam, sedangkan sel telur ayam mempunyai yolk yang berwarna
kuning.
DAFTAR PUSTAKA
Irfanuddin, M, Dr.. 2004, Fisiologi Sistem
Reproduksi, FK UNSRI: Inderalaya.
Ratiyono. 2000. Biologi.
Yudistira:
Jakarta.
Santoso, M. L. Adeng, S. Riyanto, 2000, Perkembangan
Hewan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNSRI: Inderalaya.
Setiawan, A. 2002, Buku Petunjuk Praktikum Struktur
Perkembangan Hewan II, FMIPA UNSRI: Inderalaya.
Sukra, Yuhara, 2000, Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio
: Benih Masa Depan, DIRJEN. Pendidikan Tinggi DEPDIKNAS: Jakarta.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar