LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
“ MENENTUKAN
SIKLUS ESTRUS DENGAN APUSAN VAGINA”
![]() |
OLEH :
NAMA : AHMAD BASTIAN TOPANDI
NIM : 08041381320031
KELOMPOK :
VI (ENAM)
ASISTEN : ADITYA YULISTIO
LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
estrus adalah suatu siklus reproduksi yang
ditemukan pada hewan betina yang tidak hamil. Siklus ini pada primates disebuk
siklus mensturasi, yang mempunyai hubungan erat dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada organ reproduksi. Pada siklus ini dikenal adanya proestrus,
estrus, meastrus, dan diestrus. Semua tingkatan ini dapat kita lihat dengan
membuat apusan vagina (Endri, 2014)
Pada dasarnya dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia
betina. Manusia dan banyak primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual
cycle), sementara mamalia lain mempunya siklus estrus (estrous cycle). Pada
kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah
endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus
untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu
melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus
mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina
dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus
endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang
banyak (Campbell, 2004).
Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu tahap diestrus,
proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap siklus dapat ditentukan dengan
melihat gambaran sitologi apusan vagina. Paad saat estrus, vagina
memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk. Apusan vagina biasanya dibuat pada
hewan hewan laboratorium, umpanya mencit dan tikus, sebelum hewan jantan dan betina
disatukan, penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus awal. Pada saat
estrus, vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak. Adanya sumbat vagina
setelah penyatuan menandakan bahjwa kopulasi telah berlangsung, dan hari itu
ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke nol (Adnan, 2006).
Pada fase estrus, terlihat pengaruh estrogen dan dikarakteristikkan oleh
sel kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya leukosit. Pada akhir fase
estrus, lapisan kornifikasi tampak sloughed off dan invasi leukosit terjadi.
Selama diestrus, leukosit tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa leukosit dan
dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase estrus terjadi dengan
pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi estrogen mempunyai pengaruh yang
besar. Fase metestrus, selama fase ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun.
Uterus dipengaruhi oleh progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah
jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari. Beberapa hewan mengeluarkan akibat
penurunan tingkatan estrogen. Pada fase metestrus dimana uterus dipengaruhi
oleh progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin
berakhir 1-5 hari.Fase diestrus dikarakteristikkan oleh aktivitas corpus luteum
dimana dalam memproduksi progesteron (Hill, 2006).
Banyak hewan ketika berahi
menjadi sangat aktif. Babi dan sapi pada saat berahi berjalan empat atau lima
kali lebih banyak dibandingkan dengan sisa masa siklusnya. Aktifitas yang
tinggi ini di sebabkan oleh estrogen. Tikus yang berada di dalam kandang
berlari secara spontan jauh lebih banyak ketika berahi dibandingkan selama
diestrus. Siklus estrus berhubungan erat dengan perubahan organ-organ
reproduksi yang berlangsung pada hewan betina (Adnan, 2006).
Perubahan-perubahan yang
terjadi pada ovarium selama siklus estrus : 1. Selama tidak ada aktifitas
seksual (diestrus) terlihat terlihat folikel kecil-kecil (folicle primer) 2.
Sebelum estrus folikel_folikel ini akan menjadi besar tetapi akhirnya hanya satu
yang berisi ovum matang. 3. Folikel yang berisi ovum matang ini akan pecah,
telur keluar (ovulasi), saat disebut waktu estrus. 4. Kalau telur dibuahi, korpus luteum akan
dipertahankan selama kehamilan dan siklus berhenti sampai bayi lahir dan
selesai disusui. 5. Kalau telur tidak dibuahi, korpus luteum akan berdegenerasi,
folikel baru akan tumbuh lagi, siklus diulangi (Vilee, 1989).
Kemungkinan fertilisasi semakin besar
diperbesar pada sejumlah spesies mamalia (tetapi pada manusia tidak), dengan
menimbulkan birahi (estrus) pada betina dan hanya mau kawin ketika mendekati
waktu ovulasi. Banyak hewan ketika berahi menjadi sangat aktif. Babi dan sapi
pada saat berahi berjalan empat atau lima kali lebih banyak dibandingkan dengan
sisa masa siklusnya. Aktifitas yang tinggi ini di sebabkan oleh estrogen
(Adnan, 2006).
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan
untuk mengetahui tingkatan siklus estrus pada mencit.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Semua
mamalia mengalami penebalan endometrium sebelum ovulasi, namun hanya manusia
dan perimata yang memiliki siklus estrus. Mamalia lain memiliki siklis estrus,
yang juka tidak terjadi kehamilan, uterus mereabsopsi endometrium sehingga
tidak terjadi aliran cairan ektensif. Sementara perempuan bisa terlibat
aktivitas seksual kapan pun dalam iklus mensturasi, mamalia dengan siklus
esterus biasanya hanya berkopulasi selama priode di sekitar ovulasi. Priode
akivitas seksual ini, disebut estrus( dari kata latin estrus, tergila- gila gairah), adalas satusatunya masa betina
resesif terhadap perkawinan. Etrus terhadang disebut hear (panas atau birahi), dan memang, suhu tubuh betina sedikit
meningkat dari biasanya (Campbell, 2008).
Jika
ovum tidak dibuahi, maka menjelang aktivitas fase sekretoris hormone estrogen
dan proges teron mangkin meningkat. Konsrentasi yang tinggi dari kedua hormone
tersebut memberikan umpan balik negative bagi hipotalamus, sehingga produksi
hormon GnRH ditekan dan mengakibatkan penurunan produksi hormon FSH dan LH.
Pada waktu LH berkurang, maka korpus luteum yang membutuhkan LH untuk berfungsi
muli bergenerasi dan berubah menjadi korpus albikans. Hal ini mengakibatkan
penurunan konsenterasi hormon estrogen dan progesterone. Karena progesterone
berfungsi mempertahankan fase sekretoris kebutuhan tebalnya endometrium, maka
pada waktu konsentrasi hormon progesterone menurun tajam, stratum kompaktum dan
stratum spongiosum mengalami erosi. Pembuluh darah terpotong, sehingga terjadi
pendarahan (Ferial, 2013).
Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan menerima
hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama
estrus, hewan-hewan betina, secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk
menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural terjadi di
dalam organ-organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan
satu siklus estrus setiap tahun sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan
dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu oleh kehamilan
(Adnan, 2006).
Manivestasi
psikologis berahi ditimbulkan oleh hormon seks betina, yakni estrogen yang
dihasilkan oleh folikel-folikel ovarium. Berahi yang jelas dapat ditimbulkan
pemberian estrogen, bahkan dapat diberikan pada betina yang dioverektomi. Perlu
diingat bahwa meskipun berahi disebabkan oleh ovarium, tetapi dengan pengertian
bebas dari aktifitas ovarium. Pada betina yang intak, estrogen dari luar dapat
menimbulkan berahi pada hampir tiap saat selama periode siklus estrus, oleh
sebab itu maka berahi dapat dipisahkan sama sekali dari peristiwa yang
terpenting pada ovarium, yakni ovulasi. Pada terapi dengan menggunkan estrogen,
adanya faktor ini dalam praktek kedokteran hewan sering dilupakan (Nalbandov, 1995).
Suatu
daur menstruasi (menses) dihitung
mulai hari pertama terjadinya pendarahan menses sampai hari pertama hari menses
berikutnya. Daur menstruasi dapat di bagi atas empat fase, yaitu
faskamenstruasi, proliferasi, sekretoris, dan menstruasi.pada masa mentruasi
terhenti, setratum kompaktum dan stratum spongiotum dari endometrium telah
selesai meluruh ( mengelupas ataumengalami erosi). Pada waktu ini konsenterasi
hormone estrogen dan hormon progesterone rendah, dan keadaan ini member umpan
balikbagi hipotalamus untuk meningkatkan produksi hormon GnRH, sehingga
produksi FSH dan LH mulai pula di naikan (Ferial, 2013).
Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan
pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mampunyai siklus
menstrtuasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunya siklus estrus
(estrous cycle). Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam
siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena
menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara
kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak
terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui
serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada
siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan
yang banyak (Campbell, 2004).
Siklus reproduksi adalah perubahan siklus
yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan
betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan
yang lainnya Siklus reproduksi pada mamalia primata disebut dengan silus menstruasi,
sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut dengan siklus
estrus.Siklus estrus ditandai dengan adanya estrus (birahi). Pada saat estrus,
hewan betin akan reseftif sebab di dalam ovarium sedang ovulasi dan uterusnya
berada pada fase yang tepat untuk implantasi untuk fase berikutnya disebut
dengan satu siklus estrus. Panjang siklus estrus pada tikus mencit adalah 4-5
hari, pada babi, sapi dan kuda 21 hari dan pada marmut 15 hari ( Ferial, 2013).
Pada mamalia khususnya pada manusia siklus
reproduksi yang melibatkan berbagai organ yaitu uterus, ovarium, mame yang
berlangsung dalam suatu waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini
dimungkinkan oleh adanya pengaturan/koordinasi yang disebut dengan hormon
(hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang langsung
dialirkan ke dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ target) Pada
prkatikum ini kami akan melakukan pengamatan tentang apusan vagina pada mencit.
Praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat menentukan tahap siklus yang
sedang diamati oleh mencit betina dewasa seksual (Adnan, 2006).
Panjang
dan frekuensi siklus reproduktif sngat bervariasi diantara mamalia. Beruamg dan
srigala memiliki satu siklus estrus per tahun, gajah memiliki beberapa kali.
Siklus estrus tikus berlangsung sepanjang tahun, masing-masinag siklus hanya
bertahan lima hari. Sebelum ovulasi, hormon steroid ovarium merangsang uterus
untuk bersiap-siap mendukung embrio. Estradiol yang di sekresikan dalam jumlah
yang meningkat oleh folikel-folikel yang sedang tumbuh mensinyal endometrium
untuk menebal. Cengan cara ii,fase folikural siklus ovarium dengan fase
proliferatif (Campebell, 2008).
Sirkulasi demi sirkulasi, pematangan dan
pelepasan sel-sel telur dari ovarium berintegrasi denagn perubahan dalam
uterus, organ yang harus mengakomodasi embrio jika sel telur terfertilisasi.
Jika embrio belum tertanam di endometrium pada akhir fase sekresi siklus
uterus, aliran menstuasi akan berlangsung menandai awal sirkulasi berikutnya.
Sekitar 70% perempuan di usia reproduktif menderita endometriosis, suatu
kelainan dengan beberapa sel lapisan uterus yang bermigrasi ke suatu lokasi
aabdomn yang abnormal atau ektopik. Setelah bermigrasi ke suatu lokasi seperti oviduk,
ovarium, atau usus besar, jaringan estopic masih merespon rangsangan oleh
hormon-hormon di dalam darah. Seperti endokrium uterus, jaringan ektopik
membengkak dan pecah pada setiap siklus ovarium, mengakibatkan nyeri pinggul
dan pendarahan pada abdomen (Campbell, 2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin,
tanggal 8 Agustus 2014 pukul 14.00 sampai dengan 16.30 WIB. Bertempat di Laboratorium fisiologi hewan , Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Indralaya.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini berupa,
kaca obyek dan kaca penutup, mikroskop dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang dibutuhkan antara lain
aquades, tikus putih (Mus musculus) dan pewarna metilen blue.
3.3. Cara Kerja
Dipegang bagian ventral tikus menghadap kita,
kemudian vagina tikus diusap dengan ujung korek api yang telah dibalut dengan
kapas dan dibasahi, dan dioleskan pada permukaan obyek gelas. Kemudian ditunggu
sampai kering, lalu ditetesi dengan zat warna, dan tunggu 3-5 lima menit.
Setelah itu dicuci perlahan-lahan dengan akuades, dan dibiarkan sampai kering.
Setelah itu diamati di bawah mikroskop siklus estrus yang didapatkan ditentukan
dan digambar.
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh
hasil sebagai berikut :
|
No
|
FASE
|
GAMBAR
|
KETERANGAN
|
|
1
2
3
4
|
Proestrus
Estrus
Metaestrus
Diestrus
|
|
1. Inti
2. Sitoplasma
3. Selepitel
1. Sitoplasma
2. Selepitel
1. Leukosit
2. Selepitel
3. Sitoplasma
1. Sitoplasma
2. Inti
3. Selepitel
4. Leukosit
|
4.2.
Pembahasan
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah
ditemukanya siklus estrus pada fase Proestrus, Estrus, Metaestrus, danDiestrus.
Padakelompok I dan II ditemukanya fase Proestrus diman apa difase ini dijumpai inti,
sitoplasma, danselepitel, pada kelompok III dan IV dijumpai fase Estrus dan dapat
terlihat adanya sitoplasma. pada kelompok V dan VI ditemukan fase Meta estrus dan
dijumpai adanya leukosit dan sel epitel,
sedangkan kelompok VII dan VIII dijumpai fase Diestrus dan dapat terlihat
sitoplasma, inti, selepiteldan lender.
Siklus estrus ini terjadi
secara berkala. Bila dalam satu tahun hanya satu siklus disebut dengan
monoestrus, misalnya menjangan satu kali dalam satu tahun . pada mamalia
kecuali primata terjadi berhai pada yang betina disebut estrus (heat), pada
saat itu binatang betina siap untuk kawin.Menurut, Slamet (2000)menyatakan
bahwa, terlihat keadaan betina
gelisah. Masa satu periode estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus
estrus. Kalau terjadi perkawinan dan hamil, maka siklus estrus berhenti sampai
bayi lahir. Bila tidak maka siklus jalan terus.
Setelah dilakukan percobaan, diperoleh
hasil dari beberapa kelompok bahwa pada mencit yang diamati itu terjadi periode
proestrus, estrus, meta estrus dan diestrus. Proestrus adalah fase pertumbuhan folikel
de Graff. Menurut, Juanda (1996)menyatakan bahwa, pada fase proestrus ini terlihat
inti, sitoplasma dan membrane sel epitel normal. Adapun tipe-tipe epithelium
yang mendominasi pada preparat apusan vagina tersebut dapat member petunjuk apakah
epithelium pada vagina itu sedang disti mulasi oleh estrogen atau tidak.
Estrogen semakin bekerja apa bila dipengaruhi faktor-faktor luar seperti bau,
suara, dan perubahan lingkungan. Pada masa estrus, warna vagina menjadimerah
yang artinya sel telur pada hewan betina tersebut siap untukdibuahi.
Pada saat estrus ada kelainan yang
terjadi Menurut, campbell (2008) menyatakan bahwa, padasaat estrus, hewan betina
akan reseptif terhadap yang jantan, ovarium sedang ovulasi dan uterus dalam fase
yang tepat untu kimplantasi. Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satusi
klus estrus. Panjang dan frekuensi siklus reproduksi sangat bervariasi di
antara mamalia. Lama siklus menstruasi pada manusia rata-rata 28 hari, beruang dan
anjing, sapi, babi, kuda selama 21 hari, marmot selama 15 hari, tikus dan mencit
selama 4-5 hari.
Banyak hal penyebab estrus Menurut,
Ganong (2003)menyatakan bahwa, siklus estrus terjadi oleh karena meningkatnya kadar
estrogen dalam darah. Pada spesies-spesies tersebut, ovulasi terjadi karena
reflex neuroe ndokrin. Perangsangan pada organ genitalia atau rangsang sensorik
lain pada saat hubungan seksual dapat membangkitkan pelepasan LH oleh kelenjar hipofisis
dan menyebabkan pecahnya folikel ovarium. Pada banyak spesies lain, ovulasi spontan
dengan jangka waktu tertentu, dan periode estrus terjadi bersamaan dengan ovulasi
tersebut. Siklus estrus dipengaruhi oleh kerja hormone pituari, anterior
gonatropin yaitu estrogen, progesterone dan factor eksteroseptis seperti suhu,
struktur nutrisi dan lingkungan sosial.
Terdapat beberapa cirri pada saat
estrus Menurut, Slamet (2000)menyatakan bahwa, Pada tikus dan mencit, saat
estrus, vulva tampak lebih merah dan tebal. Bila pada keesokan paginya terdapat
sumbat vagina, menandakan bahwa kopulasi sudah terjadi, dari hari itu ditentukan
sebagai hari kehamilan nol. Penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus
awal, vulva berwarna merah muda dan tampak
sedikit tebal.
Pada kali ini kita menggunakan metilen
blue Menurut, Ganong (2003) menyatakan, pemberian larutan metilen blue
berfungsi untuk memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina. Dan
pemberian larutan metilen blue yang terlalu tua dan banyak menyebabkan ansiklus
estrus kurang jelas. Implantasi estrogen dalam jumlah kecil pada hypotalamus
anterior menimbulkan birahi pada tikus yang telah mengalami ovariektomi.
Implantasi bagian lain otak dan diluar otak tidak menimbulkan efek tersebut.
Olah sebab itu, tampaknya beberapa elemen dalam hypothalamus peka terhadap
estrogen dan dapat dirangsang oleh hormon tersebut untuk menimbulkan perilaku
estrus.
Pada mamalia kecuali primata terjadi berhai pada yang betina disebut estrus
(heat), pada saat itu binatang betina siap untuk kawin.Menurut,
Campbell(2000) menyatakan bahwa, terlihat
keadaan betina gelisah. Masa satu periode estrus ke estrus berikutnya disebut
satu siklus estrus. Kalau terjadi perkawinan dan hamil, maka siklus estrus
berhenti sampai bayi lahir. Bila tidak maka siklus jalan terusdan itu membuat
estrus sulit untuk dihentikan.
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan praktkum yang telah
dilaksanakan, maka didapatkan kesimpulan sebaai berikut:
1. Pada
saat estrus, hewan betina akan reseptif terhadap yang jantan.
2. Siklus
estrus terjadi oleh karena meningkatnya kadar estrogen dalam darah.
3. Pemberian
larutan metilen blue berfungsi untuk memperjelas tahap siklus estrus pada apusan
vagina.
4. Lama
siklus estrus tikus dan mencit selama 4-5 hari.
5. Pada
saat estrus hewan akan kurang nafsu makan.
DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2006. ReproduksidanEmbriologi.
JurusanBiologi. FMIPA UNM: Makasar
Campbell, N.
A.2004. BiologiEdisike 5 Jilid III. Erlangga:
Jakarta
Campbell.2008. Biologi Edisi Ke 8 Jilid III. Erlangga: Jakarta
Eddiman W, Ferial.2013. Biologi Reproduksi. Erlangga: Jakarta
Ganong, William
F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
EGC: Jakarta
Slamet, Adeng, Santoso, Lucia
Maria, Riyanto, 2000. Perkembangan Hewan,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UNSRI: Indralaya
Sukra, Yuhara, 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio Benih Masa Depan. DIRJEN: Jakarta

Tidak ada komentar:
Posting Komentar