Sabtu, 25 Oktober 2014

LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN HEWAN II
MENENTUKAN SIKLUS ESTRUS DENGAN APUSAN VAGINA

Description: C:\Aditya_FMB 28+++\Images+++\Lambang+++\Logo_UNSRIB.jpg
 










OLEH :


                                    NAMA                       :  AHMAD BASTIAN TOPANDI
                                    NIM                            :  08041381320031
                                    KELOMPOK            :  VI (ENAM)
                                    ASISTEN                   :  ADITYA YULISTIO
                            


LABORATORIUM ZOOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA

2014
BAB I

PENDAHULUAN 
1.1  Latar Belakang
 estrus adalah suatu siklus reproduksi yang ditemukan pada hewan betina yang tidak hamil. Siklus ini pada primates disebuk siklus mensturasi, yang mempunyai hubungan erat dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada organ reproduksi. Pada siklus ini dikenal adanya proestrus, estrus, meastrus, dan diestrus. Semua tingkatan ini dapat kita lihat dengan membuat apusan vagina (Endri, 2014)
Pada dasarnya dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunya siklus estrus (estrous cycle). Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak (Campbell, 2004).
Siklus estrus dapat dibagi dalam beberapa tahap yaitu tahap diestrus, proestrus, estrus, dan metestrus. Tahap-tahap siklus dapat ditentukan dengan melihat gambaran sitologi apusan vagina. Paad saat estrus, vagina memperlihatkan sel-sel epitel yang menanduk. Apusan vagina biasanya dibuat pada hewan hewan laboratorium, umpanya mencit dan tikus, sebelum hewan jantan dan betina disatukan, penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus awal. Pada saat estrus, vulva hewan betina biasanya merah dan bengkak. Adanya sumbat vagina setelah penyatuan menandakan bahjwa kopulasi telah berlangsung, dan hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan yang ke nol (Adnan, 2006). 
Pada fase estrus, terlihat pengaruh estrogen dan dikarakteristikkan oleh sel kornifikasi yang nyata (jelas) dan hilangnya leukosit. Pada akhir fase estrus, lapisan kornifikasi tampak sloughed off dan invasi leukosit terjadi. Selama diestrus, leukosit tampak berlimpah. Fase proestrus, tanpa leukosit dan dikarakteristikkan oleh sel epitel yang dinukleasi. Fase estrus terjadi dengan pengaruh hormon gonadotropin dan sekresi estrogen mempunyai pengaruh yang besar. Fase metestrus, selama fase ini dimana sinyal stimulasi estrogen turun. Uterus dipengaruhi oleh progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari. Beberapa hewan mengeluarkan akibat penurunan tingkatan estrogen. Pada fase metestrus dimana uterus dipengaruhi oleh progesteron dan menjadi sikretori. Tipe fase ini adalah jelas dan mungkin berakhir 1-5 hari.Fase diestrus dikarakteristikkan oleh aktivitas corpus luteum dimana dalam memproduksi progesteron (Hill, 2006).
Banyak hewan ketika berahi menjadi sangat aktif. Babi dan sapi pada saat berahi berjalan empat atau lima kali lebih banyak dibandingkan dengan sisa masa siklusnya. Aktifitas yang tinggi ini di sebabkan oleh estrogen. Tikus yang berada di dalam kandang berlari secara spontan jauh lebih banyak ketika berahi dibandingkan selama diestrus. Siklus estrus berhubungan erat dengan perubahan organ-organ reproduksi yang berlangsung pada hewan betina (Adnan, 2006).
Perubahan-perubahan yang terjadi pada ovarium selama siklus estrus : 1. Selama tidak ada aktifitas seksual (diestrus) terlihat terlihat folikel kecil-kecil (folicle primer) 2. Sebelum estrus folikel_folikel ini akan menjadi besar tetapi akhirnya hanya satu yang berisi ovum matang. 3. Folikel yang berisi ovum matang ini akan pecah, telur keluar (ovulasi), saat disebut waktu estrus. 4. Kalau telur dibuahi, korpus luteum akan dipertahankan selama kehamilan dan siklus berhenti sampai bayi lahir dan selesai disusui. 5. Kalau telur tidak dibuahi, korpus luteum akan berdegenerasi, folikel baru akan tumbuh lagi, siklus diulangi (Vilee, 1989).
Kemungkinan fertilisasi semakin besar diperbesar pada sejumlah spesies mamalia (tetapi pada manusia tidak), dengan menimbulkan birahi (estrus) pada betina dan hanya mau kawin ketika mendekati waktu ovulasi. Banyak hewan ketika berahi menjadi sangat aktif. Babi dan sapi pada saat berahi berjalan empat atau lima kali lebih banyak dibandingkan dengan sisa masa siklusnya. Aktifitas yang tinggi ini di sebabkan oleh estrogen (Adnan, 2006).

1.2  Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui tingkatan siklus estrus pada mencit.
BAB II
                                                     TINJAUAN PUSTAKA                   
      Semua mamalia mengalami penebalan endometrium sebelum ovulasi, namun hanya manusia dan perimata yang memiliki siklus estrus. Mamalia lain memiliki siklis estrus, yang juka tidak terjadi kehamilan, uterus mereabsopsi endometrium sehingga tidak terjadi aliran cairan ektensif. Sementara perempuan bisa terlibat aktivitas seksual kapan pun dalam iklus mensturasi, mamalia dengan siklus esterus biasanya hanya berkopulasi selama priode di sekitar ovulasi. Priode akivitas seksual ini, disebut estrus( dari kata latin estrus, tergila- gila gairah), adalas satusatunya masa betina resesif terhadap perkawinan. Etrus terhadang disebut hear (panas atau birahi), dan memang, suhu tubuh betina sedikit meningkat dari biasanya (Campbell, 2008).
      Jika ovum tidak dibuahi, maka menjelang aktivitas fase sekretoris hormone estrogen dan proges teron mangkin meningkat. Konsrentasi yang tinggi dari kedua hormone tersebut memberikan umpan balik negative bagi hipotalamus, sehingga produksi hormon GnRH ditekan dan mengakibatkan penurunan produksi hormon FSH dan LH. Pada waktu LH berkurang, maka korpus luteum yang membutuhkan LH untuk berfungsi muli bergenerasi dan berubah menjadi korpus albikans. Hal ini mengakibatkan penurunan konsenterasi hormon estrogen dan progesterone. Karena progesterone berfungsi mempertahankan fase sekretoris kebutuhan tebalnya endometrium, maka pada waktu konsentrasi hormon progesterone menurun tajam, stratum kompaktum dan stratum spongiosum mengalami erosi. Pembuluh darah terpotong, sehingga terjadi pendarahan (Ferial, 2013).
            Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata, kemauan menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut estrus atau berahi. Selama estrus, hewan-hewan betina, secara fisiologis dan psikologis dipersiapkan untuk menerima hewan-hewan jantan, dan perubahan-perubahan struktural terjadi di dalam organ-organ assesori seks betina. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus estrus setiap tahun sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan dua atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu oleh kehamilan (Adnan,  2006).
      Manivestasi psikologis berahi ditimbulkan oleh hormon seks betina, yakni estrogen yang dihasilkan oleh folikel-folikel ovarium. Berahi yang jelas dapat ditimbulkan pemberian estrogen, bahkan dapat diberikan pada betina yang dioverektomi. Perlu diingat bahwa meskipun berahi disebabkan oleh ovarium, tetapi dengan pengertian bebas dari aktifitas ovarium. Pada betina yang intak, estrogen dari luar dapat menimbulkan berahi pada hampir tiap saat selama periode siklus estrus, oleh sebab itu maka berahi dapat dipisahkan sama sekali dari peristiwa yang terpenting pada ovarium, yakni ovulasi. Pada terapi dengan menggunkan estrogen, adanya faktor ini dalam praktek kedokteran hewan sering dilupakan (Nalbandov, 1995).
      Suatu daur menstruasi (menses) dihitung mulai hari pertama terjadinya pendarahan menses sampai hari pertama hari menses berikutnya. Daur menstruasi dapat di bagi atas empat fase, yaitu faskamenstruasi, proliferasi, sekretoris, dan menstruasi.pada masa mentruasi terhenti, setratum kompaktum dan stratum spongiotum dari endometrium telah selesai meluruh ( mengelupas ataumengalami erosi). Pada waktu ini konsenterasi hormone estrogen dan hormon progesterone rendah, dan keadaan ini member umpan balikbagi hipotalamus untuk meningkatkan produksi hormon GnRH, sehingga produksi FSH dan LH mulai pula di naikan (Ferial, 2013).
      Dua jenis siklus yang berbeda ditemukan pada mamalia betina. Manusia dan banyak primata lain mampunyai siklus menstrtuasi (menstrual cycle), sementara mamalia lain mempunya siklus estrus (estrous cycle). Pada kedua kasus ini ovulasi terjadi pada suatu waktu dalam siklus ini setelah endometrium mulai menebal dan teraliri banyak darah, karena menyiapkan uterus untuk kemungkinan implantsi embrio. Satu perbedaan antara kedua siklus itu melibatkan nasib kedua lapisan uterus jika kehamilan tidak terjadi. Pada siklus mnestruasi endometrium akan meluruh dari uterus melalui serviks dan vagina dalam pendarahan yang disebut sebagai menstruasi. Pada siklus estrus endometrium diserap kembali oleh uterus, dan tidak terjadi pendarahan yang banyak (Campbell, 2004).
      Siklus reproduksi adalah perubahan siklus yang terjadi pada sistem reproduksi (ovarium, oviduk, uterus dan vagina) hewan betina dewasa yang tidak hamil, yang memperlihatkan hubungan antara satu dengan yang lainnya Siklus reproduksi pada mamalia primata disebut dengan silus menstruasi, sedangkan siklus reproduksi pada non primata disebut dengan siklus estrus.Siklus estrus ditandai dengan adanya estrus (birahi). Pada saat estrus, hewan betin akan reseftif sebab di dalam ovarium sedang ovulasi dan uterusnya berada pada fase yang tepat untuk implantasi untuk fase berikutnya disebut dengan satu siklus estrus. Panjang siklus estrus pada tikus mencit adalah 4-5 hari, pada babi, sapi dan kuda 21 hari dan pada marmut 15 hari ( Ferial, 2013).
      Pada mamalia khususnya pada manusia siklus reproduksi yang melibatkan berbagai organ yaitu uterus, ovarium, mame yang berlangsung dalam suatu waktu tertentu atau adanya sinkronisasi, maka hal ini dimungkinkan oleh adanya pengaturan/koordinasi yang disebut dengan hormon (hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang langsung dialirkan ke dalam peredaran darah dan mempengaruhi organ target) Pada prkatikum ini kami akan melakukan pengamatan tentang apusan vagina pada mencit. Praktikum ini dilakukan agar mahasiswa dapat menentukan tahap siklus yang sedang diamati oleh mencit betina dewasa seksual (Adnan, 2006).
      Panjang dan frekuensi siklus reproduktif sngat bervariasi diantara mamalia. Beruamg dan srigala memiliki satu siklus estrus per tahun, gajah memiliki beberapa kali. Siklus estrus tikus berlangsung sepanjang tahun, masing-masinag siklus hanya bertahan lima hari. Sebelum ovulasi, hormon steroid ovarium merangsang uterus untuk bersiap-siap mendukung embrio. Estradiol yang di sekresikan dalam jumlah yang meningkat oleh folikel-folikel yang sedang tumbuh mensinyal endometrium untuk menebal. Cengan cara ii,fase folikural siklus ovarium dengan fase proliferatif (Campebell, 2008).
      Sirkulasi demi sirkulasi, pematangan dan pelepasan sel-sel telur dari ovarium berintegrasi denagn perubahan dalam uterus, organ yang harus mengakomodasi embrio jika sel telur terfertilisasi. Jika embrio belum tertanam di endometrium pada akhir fase sekresi siklus uterus, aliran menstuasi akan berlangsung menandai awal sirkulasi berikutnya. Sekitar 70% perempuan di usia reproduktif menderita endometriosis, suatu kelainan dengan beberapa sel lapisan uterus yang bermigrasi ke suatu lokasi aabdomn yang abnormal atau ektopik. Setelah bermigrasi ke suatu lokasi seperti oviduk, ovarium, atau usus besar, jaringan estopic masih merespon rangsangan oleh hormon-hormon di dalam darah. Seperti endokrium uterus, jaringan ektopik membengkak dan pecah pada setiap siklus ovarium, mengakibatkan nyeri pinggul dan pendarahan pada abdomen (Campbell, 2008).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 8 Agustus 2014 pukul 14.00 sampai dengan 16.30 WIB. Bertempat di Laboratorium fisiologi hewan , Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.

3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini berupa, kaca obyek dan kaca penutup, mikroskop dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang dibutuhkan antara lain aquades, tikus putih (Mus musculus) dan pewarna metilen blue.

3.3. Cara Kerja
Dipegang bagian ventral tikus menghadap kita, kemudian vagina tikus diusap dengan ujung korek api yang telah dibalut dengan kapas dan dibasahi, dan dioleskan pada permukaan obyek gelas. Kemudian ditunggu sampai kering, lalu ditetesi dengan zat warna, dan tunggu 3-5 lima menit. Setelah itu dicuci perlahan-lahan dengan akuades, dan dibiarkan sampai kering. Setelah itu diamati di bawah mikroskop siklus estrus yang didapatkan ditentukan dan digambar.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Berdasarkan  praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil sebagai berikut :
No
FASE
GAMBAR
KETERANGAN
1





2





3







4
Proestrus





Estrus





Metaestrus







Diestrus

1.      Inti
2.      Sitoplasma
3.      Selepitel

1.      Sitoplasma
2.      Selepitel


1.      Leukosit
2.      Selepitel
3.      Sitoplasma


1.     Sitoplasma
2.    Inti
3.    Selepitel
4.  Leukosit






4.2. Pembahasan
Hasil yang didapat dari praktikum ini adalah ditemukanya siklus estrus pada fase Proestrus, Estrus, Metaestrus, danDiestrus. Padakelompok I dan II ditemukanya fase Proestrus diman apa difase ini dijumpai inti, sitoplasma, danselepitel, pada kelompok III dan IV dijumpai fase Estrus dan dapat terlihat adanya sitoplasma. pada kelompok V dan VI ditemukan fase Meta estrus dan dijumpai adanya leukosit dan sel epitel,  sedangkan kelompok VII dan VIII dijumpai fase Diestrus dan dapat terlihat sitoplasma, inti, selepiteldan lender.
Siklus estrus ini terjadi secara berkala. Bila dalam satu tahun hanya satu siklus disebut dengan monoestrus, misalnya menjangan satu kali dalam satu tahun . pada mamalia kecuali primata terjadi berhai pada yang betina disebut estrus (heat), pada saat itu binatang betina siap untuk kawin.Menurut, Slamet (2000)menyatakan bahwa,  terlihat keadaan betina gelisah. Masa satu periode estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus. Kalau terjadi perkawinan dan hamil, maka siklus estrus berhenti sampai bayi lahir. Bila tidak maka siklus jalan terus.
Setelah dilakukan percobaan, diperoleh hasil dari beberapa kelompok bahwa pada mencit yang diamati itu terjadi periode proestrus, estrus, meta estrus dan diestrus. Proestrus adalah fase pertumbuhan folikel de Graff. Menurut, Juanda (1996)menyatakan bahwa, pada fase proestrus ini terlihat inti, sitoplasma dan membrane sel epitel normal. Adapun tipe-tipe epithelium yang mendominasi pada preparat apusan vagina tersebut dapat member petunjuk apakah epithelium pada vagina itu sedang disti mulasi oleh estrogen atau tidak. Estrogen semakin bekerja apa bila dipengaruhi faktor-faktor luar seperti bau, suara, dan perubahan lingkungan. Pada masa estrus, warna vagina menjadimerah yang artinya sel telur pada hewan betina tersebut siap untukdibuahi.
Pada saat estrus ada kelainan yang terjadi Menurut, campbell (2008) menyatakan bahwa, padasaat estrus, hewan betina akan reseptif terhadap yang jantan, ovarium sedang ovulasi dan uterus dalam fase yang tepat untu kimplantasi. Dari satu estrus ke estrus berikutnya disebut satusi klus estrus. Panjang dan frekuensi siklus reproduksi sangat bervariasi di antara mamalia. Lama siklus menstruasi pada manusia rata-rata 28 hari, beruang dan anjing, sapi, babi, kuda selama 21 hari, marmot selama 15 hari, tikus dan mencit selama 4-5 hari.
Banyak hal penyebab estrus Menurut, Ganong (2003)menyatakan bahwa, siklus estrus terjadi oleh karena meningkatnya kadar estrogen dalam darah. Pada spesies-spesies tersebut, ovulasi terjadi karena reflex neuroe ndokrin. Perangsangan pada organ genitalia atau rangsang sensorik lain pada saat hubungan seksual dapat membangkitkan pelepasan LH oleh kelenjar hipofisis dan menyebabkan pecahnya folikel ovarium. Pada banyak spesies lain, ovulasi spontan dengan jangka waktu tertentu, dan periode estrus terjadi bersamaan dengan ovulasi tersebut. Siklus estrus dipengaruhi oleh kerja hormone pituari, anterior gonatropin yaitu estrogen, progesterone dan factor eksteroseptis seperti suhu, struktur nutrisi dan lingkungan sosial.
Terdapat beberapa cirri pada saat estrus Menurut, Slamet (2000)menyatakan bahwa, Pada tikus dan mencit, saat estrus, vulva tampak lebih merah dan tebal. Bila pada keesokan paginya terdapat sumbat vagina, menandakan bahwa kopulasi sudah terjadi, dari hari itu ditentukan sebagai hari kehamilan nol. Penyatuan sebaiknya dilakukan pada saat estrus awal, vulva  berwarna merah muda dan tampak sedikit tebal.        
Pada kali ini kita menggunakan metilen blue Menurut, Ganong (2003) menyatakan, pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina. Dan pemberian larutan metilen blue yang terlalu tua dan banyak menyebabkan ansiklus estrus kurang jelas. Implantasi estrogen dalam jumlah kecil pada hypotalamus anterior menimbulkan birahi pada tikus yang telah mengalami ovariektomi. Implantasi bagian lain otak dan diluar otak tidak menimbulkan efek tersebut. Olah sebab itu, tampaknya beberapa elemen dalam hypothalamus peka terhadap estrogen dan dapat dirangsang oleh hormon tersebut untuk menimbulkan perilaku estrus.
Pada mamalia kecuali primata terjadi berhai pada yang betina disebut estrus (heat), pada saat itu binatang betina siap untuk kawin.Menurut, Campbell(2000) menyatakan bahwa,  terlihat keadaan betina gelisah. Masa satu periode estrus ke estrus berikutnya disebut satu siklus estrus. Kalau terjadi perkawinan dan hamil, maka siklus estrus berhenti sampai bayi lahir. Bila tidak maka siklus jalan terusdan itu membuat estrus sulit untuk dihentikan.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan praktkum yang telah dilaksanakan, maka didapatkan kesimpulan sebaai berikut:
1.      Pada saat estrus, hewan betina akan reseptif terhadap yang jantan.
2.      Siklus estrus terjadi oleh karena meningkatnya kadar estrogen dalam darah.
3.      Pemberian larutan metilen blue berfungsi untuk memperjelas tahap siklus estrus pada apusan vagina.
4.      Lama siklus estrus tikus dan mencit selama 4-5 hari.
5.      Pada saat estrus hewan akan kurang nafsu makan.


DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2006.  ReproduksidanEmbriologi. JurusanBiologi. FMIPA UNM: Makasar
Campbell, N. A.2004. BiologiEdisike 5 Jilid III. Erlangga: Jakarta
Campbell.2008. Biologi Edisi Ke 8 Jilid III. Erlangga: Jakarta
Eddiman W, Ferial.2013. Biologi Reproduksi. Erlangga: Jakarta
Ganong, William F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC: Jakarta
Slamet, Adeng, Santoso, Lucia Maria, Riyanto, 2000. Perkembangan Hewan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. UNSRI: Indralaya

Sukra, Yuhara, 2000. Wawasan Ilmu Pengetahuan Embrio Benih Masa Depan. DIRJEN: Jakarta




                                        













Tidak ada komentar:

Posting Komentar