LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
I . Nomor Percobaan : I
II . Nama
Percobaan : Model Molekul
III.
Tujuan Percobaan :
1. Mengambarkan
bentuk ruang molekul senyawa-senyawa hidrokarbon alifatik dan aromatik
2. Menggambarkan
bentuk isomer optik molekul-molekul senyawa organik.
3. Menggambarkan
bentuk-bentuk gugus fungsi.
4. Menggambarkan
bentuk molekul heterosiklik.
IV.
Dasar Teori
Bentuk molekul merupakan konsep dasar dalam kimia organik.
Molekul ini berbentuk tiga dimensi dan interaksi ruang dari suatu bagian
molekul dengan bagian molekul lainnya sangat penting dalam menentukan
sifat fisik dan kimia dari
molekul-molekul tersebut.
Bentuk geometri tertentu yang
dimiliki molekul suatu senyawa kovalen
atau ion poliatom merupakan akibat dari pembenntukan ikatan kovalen melalui
timpang tindih dua orbotal atom yang mempunyai arah tertentu di dalam ruang.
Ikatan kovalen merupakan ikatan yang terjadi jika ada pemasangan elektron secara
bersama-sama oleh atom-atom yang berikatan. Adapun sifat-sifat atom yang
membentuk ikatan kovalen adalah sebagai berikut : terbentuk diantara dua atom
yang sama-sama menangkap elektron, setelah berikatan tiap atom harus
dikelilingi oleh dua atau delapan elektron.
Ikatan kovalen terbagi atas ikatan
kovalen koordinasi yakni ikatan kovalen dengan pasangan elektron yang digunakan
secara bersama-sama yang hanya berasal dari salah satu atom, ikatan kovalen
berdasarkan kepolarannya yakni ikatan polar yakni ikatan yang terjadi jika
pasangan elektron yang dipakai bersama dan tertarik lebih kuat pada salah satu
atom yang berikatan, kemudian ikatan non polaryang terjadi jika pasangan
elektron yang dipakai bersama yang sama kuat kesemua atom yang berikatan.
Ikatan kovalen pun terbagi menjadi ikatan tunggal dan ikatan rangkap.Dimana
ikatan rangkap terbagi lagi menjadi ikatan rangkap dua dan rangkap tiga.
Ikatan pada molekul selalu berbeda-beda
untuk setiap senyawa.Baik itu pada senyawa alkana, alkena, alkuna, aromatik,
siklik, dan alifatik. Selain ikatan, perbedaan pun akan terlihat pada rumus
molekul, rumus bangun, sifat fisik dan sifat kimia pada masing-masing senyawa.
Bentuk molekul atau ion poliatom
menyatakan bagaimana atom-atom pembentuk molekul tersusun dalam ruang yang
nantinya dapat mempengaruhi sifat fisika senyawa atau ion poliatom
tersebut.Sedangkan untuk sifat kimia senyawanya ditentukan oleh ikatan antar
atom dalam molekul senyawa bersangkutan.
Polaritas molekul yang mempengaruhi sifat
fisika senyawanya, antara lain seperti titik didih dan titik leleh karena
ternyata titik didih dan titik leleh ini sangat mempengaruhi bentuk molekul
yang bersangkutan.
Pada setiap molekul bentuk geometri
dasar, tolakan antar pasangan elektron adalah minimum. Misalnya, bila pada atom
pusat suatu molekul terdapat dua pasang elektron yang mengadakan ikatan, maka
tolakan minimum akan tercapai, sehingga semua atom yang berikatan terletak pada
garis lurus. Jadi sudut ikatannya adalah
dan molekulnya berbentuk linier. Demikian pula
bila pada atom pusat terdapat tiga pasang elektron ikatan, maka tolakan antar
ketiga pasangan elektron tersebut menjadi minimum, sehingga bila ketiganya
saling bertemu maka akan membentuk sudut
. Begitu halnya juga dapat berlaku bagi
atom pusat yang memiliki empat, lima, dan enam pasangan elektron ikatan.
Adalah merupakan suatu hal yang tidak
mudah apabila kita harus menentukan bentuk molekul setiap senyawa
kovalen.Sebagaimana yang pernah dilakukan untuk menentukan bentuk molekul
.
Dengan mengetahui struktur lewis suatu molekul atau ion
poliatom, dimana ion poliatom atau bentuk molekul yang bersangkutan dapat diramalkan melalui teori
Tolakan Pasangan Elektron Kulit Valensi atau lebih dikenal dengan teori VSEPR (
Valence Shell Electron Pair Repulsion).
Menurut teori ini, untuk memperoleh
molekul atau ion poliatom yang stabil pasangan-pasangan elektron pada kulit
valensi atom pusat harus tersusun sedemikian rupa sehingga terpisah sejauh
mungkin antara atom yang satu dengan atom yang lain agar tolakkan yang didapat
yakni tolakan yang minimum. (Nuraini Syariffudin. Ikatan Molekul. Hal : 5.4)
Unntuk molekul datar dapat digambar
menggunakan sudut
sedangkan untuk molekul datar segitiga
menggunakan sudut
. Saat memandang bentuk molekul dapat
diperoleh pandangan lain yang menunjukkan bagaimana semua atom berada pada satu
bidang datar. Struktur dasat molekul dapat berupa tetrahedron dengan sudut
. Sedangkan untuk biramida trigonal atau
molekul dwilimas segitiga mempunyai sudut siku-siku atau
, begitu juga dengan molekul oktahedral.
Jika kita terapkan teori diatas pada molekul
,
maka yang berperan sebagai atom pusat yakni Be karena Be dapat mengikat dua
pasang elektron yang ada. Tolak-menolak yang terjadi antara kedua pasang
elektron tersebut mencapai minimum apabila keduanya berada dalam arah yang
berlawanan. Pada molekul
terdapat dua atom Cl yang masing-masing
berikatan dengan atom Be melalui kedua pasangan elektron terssebut. Ini
berarti, bahwa molekul
hana merupakan linier, yang memang sesuai
dengan temuan melalui eksperimen (sama dengan cara menemukan bentuk molekul
).
Untuk contoh linier yang lain, dapat diambil contoh molekul
yang rumus molekulnya mirip dengan
.
Kedua
pasang elektron pada ikatan rangkap harus terdapat dalam daerah kulit valensi
atom pusat.Sehingga ikatan rangkap pun berprilaku sangat mirip dengan ikatan
tunggal. Kedua ikatan rangkap pada
akan
menempatkan diri pada sisi yang berlawanan, semua ini terjadi agar
tolak-menolaknya menjadi minimum. Hal ini dikarenakan kedua atom O terikat pada
atom C melalui kedua ikatan rangkap tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
molekul
merupakan salah satu molekul linier.
Bila
teori VSEPR ini diterapkan pada molekul yang atom pusatnya memiliki dua, tiga,
empat, lima, bahkan enam pasang elektron pada kulit valensinya, maka diperoleh
bentuk-bentuk molekul linier, segitiga datar, tetrahidral, serta molekul
dwilimas segitiga.
Bagaimana dengan bentuk molekul
?
Pada
atom pusat S terdapat tiga kelompok elektron yaitu dua kelompok yang
masing-masing terdiri dari satu pasang elektron dan satu kelompok lagi terdiri
dari dua pasang elektron atau mempunnyai ikatan rangkap. Dimana ikatan
rangggkap mempunyai prilaku yang sama dengan ikatan tunggal. Tolak-menolak
antar pasangan elektron akan mencapai minimum apabila kelompok elektron berada
pada titik-titik sudut segitiga datar dengan S sebagai pusatnya.
Seperti
pada bentuk molekul
,
kedua atom O terikat pada atom S melalui sebuah ikatan rangkap dan sebuah
ikatan tunggal. Karena bentuk molekul menyatakan bagaimana atom-atom tersusun
dalam ruang, maka bentuk molekul
bukan merupakan bentuk molekul segitiga datar
, tetepi juga bukan bentuk linier atau biasanya disebut dengan bentuk V dengan
bentuk sudut lebih kecil 180.
Bila
ketiga pasang elektron pada atom pusat tersebut digunakan untuk berikatan
dengan atom yang lain, maka akan diperoleh molekul dengan rumus
yang bentuk molekulnya adalah segitiga sama
sisi.
Rumus
Lewis sangat berguna untuk mengikuti elektron ikatan.Sedangkan rumus empirik
dapat digunakan untuk menggambar jenis atom dan perbandingan numerik dalam
suatu molekul.Lain halnya untuk rumus molekul, rumus molekul digunakan untuk
menggambar jumlah atom yang nyata dalam molekul dan bukan hanya sebagai
perbandingan saja.Rumus struktur dapat menunjukkan struktur dari molekul yaitu
muatan dari kaitan atom-atomnya.(Fessenden & Fessenden. Kimia Organik. Hal
: 13)
Hibridisasi
merupakan pembastaran atau peleburan orbital-orbital atom dari tingkat energi
yang berbeda menjadi orbital-orbital yang setingkat. Hibridisasi sangat mengacu
pada penggabungan orbital-orbital atom yang sangat sederhana untuk menghasilkan
orbital-orbiatal atau hibrida yang baru.
Orbital hibrida sp adalah satu dari dua orbital identik yang dihasilkan dari
hibridisasi satu orbital s dan satu orbital p. Dan kedua orbital ini akan
membentuk sudut 180. Orbital hibridisasi
adalah satu dari tiga orbital identik yang
dihasilkan dari hibridisasi satu orbital identik yang di hasilkan Orbital
hibridisasi
adalah satu dari tiga orbital identik yang
dihasilkan dari hibridisasi satu orbital s dan dua orbital p. Sudut yang
dibentuk oleh dua orbital jenis ini adalah 120.
Orbital
hibridisasi
adalah satu dari empat sisi orbital identik
yang dihasilkan dari hibridisasi satu orbital s dan tiga orbital p. Sedangkan
sudut yang dibentuk yakni sudut tetrahidral yaitu 109,5.
Orbital
hibridisasi
adalah satu dari lima orbital identik yang dihasilkan
dari hibridisasi satu orbital s, tiga orbital p, dan satu orbital d. Kelima
orbital tersebut mengarah kesudut biramida trigonal.
Serta
orbital hibridisasi
adalah satu dari enam orbital yang dihasilkan
dari hibridisasi satu orbital s, tiga orbital p, serta dua orbital d. Keenam
orbital ini mengarah ke sudut-sudut oktahedron beraturan. (Ralph Petrucci.
Kimia Dasar.)
Orbital
molekul ikatan mempunyai energi yang lebih rendah dibandingkan dengan energi
dari orbital atom yang terpisah, sedangkan orbital molekul anti ikatan
mempunyai energi yang lebih tinggi.
Gagasan
dasar yang menyangkut orbital molekul dapat dilakukan dengan menggunakan teori
orbital molekul dalam ikatan kimia yang terdiri atas beberapa aturan.
Aturan-aturan ini menyangkut orbital molekul tertentu yang terjadi jika orbital
atom bergabung dengan cara pelambangan elektron dalam orbital tersebut. Caranya
antara lain : jumlah orbital molekul yang dihasilkan sama dengan orbital atom
yang bergabung, dari dua orbital atom molekul yang terjadi apabila dua orbital
atom menjadi satu yakni molekul yang energinya rendah dan molekul energinya
tinggi (orbital anti ikatan), umumnya mencari orbital molekul yang energinya
rendah, jumlah elektron maksimum yang dapat mengisi orbital molekul tertentu
adalah dua (prinsip eksklusi Pauli), serta elektron memasuki orbital molekul
yang energinya setara atau satu demi satu sebelum berpasangan (aturan Hund).
Metode
ikatan valensi memandang ikatan kovalen sebagi hasil tumpang tindih orbital
dari atom-atom yang terikat.Ikatan kovalen memberikan peluang elektron
tertinggi (rapatan muatan elektron) di daerah pertumpangtindihan.Beberapa
molekul sederhana seperti
dapat
dijelaskan melalui pertumpang tindihan orbital-orbital s atau orbital p. Tetapi
dalam kebanyakkan kasus orbital-orbital atom harus di hibridisasi yaitu
orbital-orbital atom harus diganti dengan seperangkat orbital hibrida yang
sifatnya bergantung pada jumlah dan jenis orbital atom yang sederhana
pembentuknya.Bentuk geometris molekul ditentukan oleh sebaran ruang dari
orbital-orbital yang terlibat dalm pembentukan ikatan atau secara garis besar
berkenaan dengan sebaran pasangan elektron dalam teori VSEPR.
Dua
jenis pertumpang tindihan orbital dikemukakan dalam metode ikatan valensi.Salah
satu jenis (
)
melibatkan pertumpang tindihan orbital ujung-ujung disepanjang garis penghubung
inti-inti atom yang berikatan. Jenis lain (
)
terjadi karena pertumpangtindihan menyamping dari dua orbital p.
Ikatan
kovalen tunggal terdiri dari satu ikatan
.
Ikatan rangkap dua terdiri atas satu ikatan
dan satu ikatan
.
Sedangkan ikatan rangkap tiga mempunyai satu ikatan
dan dua ikatan
.
Gugus
fungsi adalah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul.Ikatan phi atau suatu
atom elektronegatif atau bisa juga atom elektropositif dalam molekul organik
dapat menuju kesuatu reaksi kimia yang salah satu dari ini dianggap sebagai
gugus fungsi atau bagian dari gugus fungsi. Senyawa
dengan gugus fumgsi yang sama cenderung mengalami reaksi kimia yang sama.
Sebagai contoh masing-masing senyawa dalam deret berikut ini mengandung gugus
hidroksil (-OH). Semua senyawa ini termasuk dalam golongan senyawa yang disebut
alkohol dan semuanya mengalami reaksi yang sama.
V
. Prosedur Percobaan
|
Untuk
memperlihatkan interaksi molekul lebih jelas, gunakan pengikat yang pendek.
|
|
Setelah
selesai merangkai, cobalah untuk memutar ikatan yang ada dengan memegang satu
atom dan memutar atom yang lain.
|
|
Putarlah
pada ikatan C-H atau C-C kemudian dapatkan konformasi yang paling stabil dan
yang tidak stabil.
|
|
Buatlah
konformasi Newmann untuk kedua informasi yang telah didapat.
|
|
Buatlah
model molekul untuk molekul-molekul yang lain.
|
|
Gambarkan
model molekul serta rumus molekul, rumus bangun, sifat fisik dan sifat kimia
dari masing-masing senyawa.
|
VI.
Alat dan Bahan
Satu set model molekul
Allya dan Bacon yang terdiri dari:
|
Bola berwarna
|
Lambang Atom
|
|
Hitam
|
Karbon (C)
|
|
Putih
|
Hidrogen (H)
|
|
Merah
|
Oksigen (O)
|
|
Biru
|
Nitrogen (N)
|
|
Kuning
|
Belerang (S)
|
|
Abu-abu
|
Brom (Br)
|
|
Pengikat Berwarna
|
Lambang Ikatan
|
|
Putih
|
Ikatan tunggal (ikatan model pengisi ruang)
|
|
Abu-abu pendek
|
Ikatan tunggal (ikatan antar atom karbon)
|
|
Abu-abu panjang
|
Ikatan ganda
|
VII. Pertnyaan Prapraktek.
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa
hidrokarbon aromatic dan hidrokarbon alifatik?
Jawab :
Hidrokarbon aromatik,merupakan
hidrokarbon yang rantainya mengandung cincin atom karbon yang sangat stabil.
Sedangkan
Hidrokarbon alifatik merupakan
hidrokarbon yang memiliki rantai lurus, rantai bercabang atau rantai melingkar.
2.Apa yang dimaksud dengan isomer
optic,isomer molekul dan isomer geometri?
Jawab :
Isomer optic ialah SOMER OPTIK Ciri suatu senyawa yang
mempunyai isomer optik yaitu mempunyai atom C asimetris/ atom C kiral yaitu
atom C yang mengikat empat gugus yang berbeda. C kiral
Isomer struktur ialah isomer yang
disebabkan perbedaan ikatan antar unsur-unsur penyusunnya sehingga mempunyai
bentuk yang berbeda.
Isomer geometri
ialah sebuah bentuk stereoisomerisme yang menjelaskan orientasi gugus-gugus fungsi dalam sebuah molekul. Secara umum,
isomer seperti ini mempunyai ikatan rangkap yang tidak dapat berputar.Selain itu,
isomer ini juga muncul dikarenakan struktur cincin molekul yang menyebabkan
perputaran ikatan sangat terbatas.
3.Jelaskan mengenai teori hibridisasi!
Jawab:
Hibridisasi adalah sebuah konsep bersatunya orbital-orbital atom membentuk orbital hibrid yang baru yang sesuai dengan penjelasan
kualitatif sifat ikatan atom. Konsep orbital-orbital yang terhibridisasi
sangatlah berguna dalam menjelaskan bentuk orbital molekul dari sebuah molekul. Konsep ini adalah bagian tak
terpisahkan dari teori ikatan valensi.
VIII. SIFAT FISIKA DAN KIMIA
Akana
Sifat Fisika : merupaka senyawa non polar, semakin banyak jumlah atom C,
maka
titik
didih semakin tinggi.
Siaft Kimia : dapat mengalami reaksi substitusi, dapat menglami reaksi
eliminasi.
Alkena
Sifat Fisika : merupakan senyawa non polar, semakin banyak jumlah atom C,
maka
titik
didih semakin tinggi, ikatan rangkap menurunkan titik lelehnya.
Sifat Kimia : dapat mengalami reaksi adisi dan polimerisasi.
Alkuna
Sifat Fisika : merupakan senyawa non polar, semakin banyak jumlah atom C,
maka
titik
didih semakin tinggi, ikatan rangkap menurunkan titik lelehnya.
Sifat Kimia : kurang reaktif dibandingkan alkana pada suhu yang sama, dapat
mengalami
reaksi adisi.
IX.
PEMBAHASAN
Model molekul menggambarkan bentuk-bentuk molekul dalam
ruang atau secara tiga dimensi. Molekul merupakan zat yang tersusun atas dua
atau lebih atom dari unsur-unsur yang sama ataupun dari unsur-unsur yang
berbeda. Molekul-molekul membentuk senyawa. Dalam percobaan ini molekul-molekul
senyawa yang ditampilkan dengan model molekul terdiri dari senyawa hidrokarbon
alifatik rantai tunggal, rangkap dua, rangkap tiga, senyawa hidrokarbon siklik,
aromatik, dan senyawa-senyawa gugus fungsi.
Senyawa hidrokarbon terdiri atas hidrogen dan karbon.
Ikatan karbon dan hidrogen dapat tersusun sebagai rantai terbuka ataupun rantai
tertutup. Senyawa hidrokarbon yang rantainya tersusun terbuka disebut sebagai
hidrokarbon alifatik. Apabila ikatan karbon-karbon dalam senyawa tersusun atas
ikatan sigma atau ikatan tunggal, maka disebut alkana. Atom-atom penyusun
senyawa alkana dapat memutari ikatan sigma tersebut sedemikian sehingga
menghasilkan penataan yang beragam. Namun, kesemuanya itu merupakan
senyawa-senyawa yang sama walaupun atom-atomnya tertata dalam ruang secara berbeda.
Ikatan karbon-karbon dalam senyawa hidrokarbon juga ada
yang tersusun tidak hanya atas ikatan sigma, namun juga tersusun atas ikatan
phi. Senyawa ini disebut alkena. Ikatan sigma pada senyawa alkena tidak dapat
dijadikan sumbu rotasi seperti ikatan sigma pada senyawa alkana, tanpa harus
mematahkan ikatan phi-nya. Energi yang dibutuhkan ikatan phi untuk putus
biasanya tidak tersedia. Karena keteggran ikatan inilah terbentuk isomer-isomer
geometri. Dalam percobaan ini, beberapa senyawa alkena dibuat model molekulnya.
Namun, isomer-isomer geometrinya tidak ikut dibuat.
Ikatan karbon-karbon juga dapat terdiri dari ikatan
rangkap tiga. Molekul senyawa alkuna berbentuk imear. Hal ini membuat senyawa
ini tidak memiliki isomer geometris. Atom karbon pada senyawa alkuna
berhibridisasi sp. Dari hal ini, dapat diketahui karakterisasi s pada senyawa
ini. Alkuna memiliki karakter s sebesar ½. Karena orbital sp lebih memiliki
karakter s, maka elektron-elektron dalam orbital ini lebih dekat ke inti karbon
daripada elektron-elektron sp² dan sp³. Jadi, dalam suatu alkuna, karbon sp
lebih elektronegatif daripada kebanyakan atom karbon lain. Jadi, suatu ikatan
C-H alkunil lebih polar daripad aikatan C-H alkena dan alkena.
Polaritas ikatan karbon alkunil-hidrogen mengakibatkan
suatu senyawa alkuna dapat melepaskan sebuah ion hidrogen pada basa kuat. Anion
yang dihasilkan dinamakan ion asetilida. Alkuna bukanlah suatu asam kuat.
Keasaman alkuna lebih rendah daripada keasaman air namun lebih asam dari
ammonia.
Dalam percobaan ini juga dibuat model molekul untuk
beberapa senyawa aromatik. Senyawa aromatiknya terdiri dari benzena, naftalena,
toluena, orto-dimetilbenzena, meta-dimetilbenzena, dan para-dimetilbenzena
serta asam salisilat.
Senyawa aromatik merupakan senyawa yang distabilkan oleh
delokalisasi ikatan phi. Semua senyawa aromatik berantai siklik atau berantai
tertutup. Namun, tidak semua senyawa siklik merupakan senyawa aromatik.
Terdapat beberapa kriteria yang menjadi syarat untuk aromatisitas. Syarat
tersebut meliputi: senyawa harus siklik, senyawa harus datar, tiap atom cincin
(cincin-cincin) harus memiliki orbital p tegak lurus pada bidang cincin, serta
senyawa tersebut harus memenuhi aturan Hickel. Jika tidak memenuhi kriteria
tersebut, suatu senyawa tidaklah merupakan senyawa aromatik karena tidak
memungkinkan terjadi delokalisasi.
X. KESIMPULAN
1. Senyawa alkena dapat memiliki konformasi yang beragam.
2. Ketegaran ikatan rangkap dua membentuk isomer geometri pada senyawa
alkena.
3. Sudut ikatan 180° membuat senyawa alkuna tidak memiliki isomer geometri.
4. Ikatan rangkap pada benzena mengalami resonansi.
5. Molekul berada dalam keadaan stabil bila gugus-gugus berada pada posisi
terjauh.
XI.
Pertanyaan Pascapraktek.
1. Bagaimana
perbedaan panjang ikatan tunggal dengan ikatan ganda dua?
Jawab:
ikatan tunggal dengan hanya satu pasang elektron yang
terbagi di antara dua atom. Ia biasanya terdiri dari satuikatan sigma sedangkan
Ikatan yang berbagi dua pasangan
elektron dinamakan ikatan rangkap
dua
2. Jelaskan
perbedaan model molekul benzene dengan ikatan sikloheksana!
Jawab:
molekul sikloheksana dengan menggunakan
pengikat-abu-abu pendek. Selanjutnya membuat berbagai konformasi pada model
tersebut. Konformasi yang ekstrem stabil, yaitu konformasi kurai, dengan
menyusun agar C-1 berada pada bidang diatas cincin sedangkan C-4 berada dibawah
bidang cincin. Untuk menyempurnakan konformasi ini, kedudukan ke-12 atom
hidrogennya. Keempat atom H yang terletak pada dua atom C yang ber sebelahan
tidak boleh menghasilkan konformasi tindih.
3. Jelaskan
betnuk molekul tetrahedral dan octahedral!
Tetrahedral: Tetra-menandakan empat, dan-hedral berhubungan dengan permukaan, sehingga tetrahedral hampir secara harfiah berarti "empat
permukaan." Ini terjadi ketika ada empat ikatan
semua pada satu atom pusat, tanpa tambahan unshared elektron pasangan. Sesuai dengan VSEPR (tolakan pasangan
elektron valensi teori-shell), sudut ikatan antara obligasi elektron yangarccos (-1 / 3) = 109,47 °. Contoh dari tetrahedral molekul adalah metana (CH 4).
Oktahedral: Octa-menandakan delapan, dan-hedral berhubungan dengan permukaan, sehingga
oktahedral hampir secara harfiah berarti "delapan permukaan." Sudut obligasi adalah 90 derajat.Contoh
dari oktahedral molekul adalah heksafluorida sulfur (SF6)
4. Jelaskan
sudut sudut ikatan?Jenis ikatan dapat dijelaskan dalam hal hibridisasi orbital . Dalam
kasus asetilena setiap atom karbon memiliki dua sp orbital s dan
dua p-orbital s. Dua orbital sp yang linear dengan
sudut 180Â ° dan menempati x-axis ( sistem koordinat kartesian ). P-orbital tegak lurus pada
sumbu y dan sumbu-z. Ketika atom
karbon pendekatan saling tumpang tindih orbital sp untuk membentuk sp-sp ikatan sigma . Pada saat yang sama p z-orbital pendekatan dan bersama-sama mereka
membentuk pi-ikatan . Demikian juga, pasangan lainnya bentuk orbital p ikatan Hasilnya adalah pembentukan satu
ikatan sigma dan dua ikatan pi.Dalam teori ikatan membungkuk ikatan tiga juga dapat dibentuk oleh
tumpang tindih tiga sp 3 lobus tanpa perlu memohon sebuah
pi-ikatan.
Daftar Pustaka
Fessenden & Fessenden. 1982.
Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.
Petrucci, Ralph. 1982. Kimia Dasar
dan terapan.Jakarta : Erlangga.
Syaffrudin, Nuraini. 2000. Ikatan
Molekul. Bandung : Universitas Terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar